Iklan

July 12, 2013, 20:33 WIB
Last Updated 2013-07-14T16:59:37Z
Internasional

Malala, Gadis Korban Penembakan Bicara di PBB

New York, - Malala Yousafzai, gadis Pakistan yang kepalanya pernah ditembak oleh kelompok Taliban, berbicara di PBB. Ini merupakan penampilan perdana Malala pasca mendapat perawatan medis.

Berpakaian pink dengan kerudung warna senada, Yousafzai menghadiri acara International Youth Assembly di New York, Amerika Serikat. Gadis yang tengah merayakan ulang tahunnya ke 16 tersebut juga mengenakan syal berwarna putih yang dililitkan di lehernya.

Syal tersebut dulunya milik mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto yang dibunuh pada 2007 setelah kembali dari pengasingan.

"Mari kita ambil buku dan pena kita. Itu adalah senjata kita yang paling kuat. Satu anak, satu guru, satu pena dan satu buku bisa mengubah dunia. Pendidikan adalah satu-satunya solusi," kata Yousafzai di Markas PBB, New York, seperti dilansir oleh Reuters, Jumat (12/7/2013) waktu setempat.

Nyali Yousafzai sama sekali tidak surut. Ia mengaku tidak akan pernah berhenti memperjuangkan hak pendidikan warga.

"Saya ingin pendidikan bagi putra dan putri Taliban dan semua teroris dan ekstremis. Bahkan saya tidak membenci talib yang menembak saya," ucapnya.

Ia mengungkapkan pengalamannya saat ditembak oleh Taliban dalam jarak dekat setahun yang lalu. Sama sekali tidak tampak ketakutan dalam nada bicaranya.

"Mereka menembak teman-teman saya juga. Mereka mengira bahwa peluru akan membungkam kami. Tapi mereka gagal dan keluar dari keheningan yang datang ribuan suara," katanya disambut sorak-sorai dari para siswa yang berkumpul di aula PBB itu.

Yousafzai didampingi General Sekretaris PBB, Ban Ki-moon menandatangani petisi untuk mendukung 57 juta anak di seluruh dunia yang tidak bisa pergi ke sekolah. Petisi ini menuntut para pemimpin dunia untuk mendanai guru-guru baru, sekolah dan buku dan akhir pekerja anak, perkawinan dan perdagangan. Selain Yousafzai, petisi tersebut juga ditandatangani oleh 4 juta pelajar lainnya.

Ban mengatakan bahwa PBB berkomitmen pada tahun 2015 semua anak harus dapat bersekolah. Mereka tidak boleh kehilangan hak pendidikannya tersebut.

"Tidak ada anak harus mati untuk pergi ke sekolah. Harus takut guru untuk mengajar atau anak-anak takut untuk belajar. Bersama-sama, kita ikuti jejak ini gadis muda pemberani, Malala." katanya.(dtc)