Jurnal, Manado - Masa reses dimanfaatkan
anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) provinsi Sulawesi Utara (Sulut),
untuk menyerap aspirasi di daerah pemilihan (Dapil) masing-masing. Seperti yang
dilakukan Teddy Kumaat di Kecamatan Malalayang Satu. Legislatir ini
menggelar pertemuan dengan warga di perumahan PDK.
Melalui
Kumaat, masyarakat mempertayakan tentang pembangunan sejumlah sarana penting
bagi pengembangan bakat dan kreatifitas generasi muda di Manado.
"Kami
mempertanyakan soal pembangunan gedung seni yang ada di Kota Manado. Soal
pengembangan dunia olahraga yang ada di Manado dimana menurut pengamatan kami
sebagai genersi muda untuk dunia olah raga perlu digalakan kembali," kata
mantan anggota Paskibraka Sulut, Johar Pantouw.
"Kami
juga sangat kecewa seragam Paskibraka hanya diberikan satu seragam. Mengenai
masalah air yang yang ada di Malalayang kami minta diperhatikan," keluhnya.
Kumaat
sendiri mengaku sangat berterima kasih untuk masyarakat yang sudah menyampaikan
aspirasi.
"Terkait pembangunan gedung seni, kami sekarang di DPRD provinsi
sedang mendata semua gedung yang sudah tidak berfungsi sebagaimana dengan
peruntukan. Seperti taman budaya, gedung Pingkan Matindas harus diperbaiki
untuk genarasi muda. Agar mereka dapat mengekspresikan bakat dan
talenta-talenta muda di Kota Manado," tegas mantan Wakil Walikota Manado
ini.
"Soal
sarana olahraga, ada salah satu gedung yaitu Youth Center tapi pembangunan
gedung itu masih bermasalah. Untuk masalah seragam paskribraka hanya satu, ini
menjadi masukan kami di dewan provinsi," jelas politisi PDIP itu.
Hadir
dalam kegiatan tersebut, tokoh-tokoh agama, para tokoh masyarakat serta
tokoh-tokoh pemuda Malalayang.
Wakil
rakyat Sulut Dapil Manado, Sisca Mangindaan, kali ini turun ke tiga kecamatan.
Kecamatan Bunaken, Kecamatan Malalayang Satu dan Kecamatan Mapanget.
Di
Kecamatan Bunaken, masyarakat mengusulkan untuk ada pengerukan sungai di
wilayah mereka. "Sungai yang ada di daerah kami semakin hari semakin kecil
dan dangkal serta rawan akan banjir," ungkap warga.
Mereka
juga mengeluhkan soal Dana Sertifikasi Guru yang sudah hampir delapan bulan
belum terbayarkan oleh instansi terkait, dalam hal ini Dinas Pendidikan.
"Kami
juga mempertanyakan soal bantuan dari pemerintah untuk anak-anak yang putus
sekolah dengan ekonomi yang kurang mampu. Soal bantuan makan bayi, beasiswa
bagi mahasiswa yang akan melaksanakan studi akhir. Kami juga mempertanyakan
masalah pasar tradisional," keluh mereka.
Menanggapi
keluhan warga, Mangindaan mengaku akan meneruskan aspirasi tersebut. Baik ke
pemerintah provinsi maupun ke pemerintah kota Manado.
"Untuk
masalah pengerukan sungai saya akan membawah aspirasi itu ke perintah kota
Manado. Kami DPRD provinsi akan berkomunikasi dengan instansi terkait dalam hal
ini dinas PU untuk dapat mecari solusi bersama-sama untuk kenyamanan masyarakat
yang ada di bantaran sungai," jelasnya.
"Soal
dana sertifikasi guru yang sudah hampir delapan bulan belum diterima oleh guru,
saya akan turun bersama Komisi Empat DPRD Sulut dan akan memanggil serta meminta
penjelasan itu dari pemerintah kota dan pemerintah provinsi," papar
Mangindaan.
Menurut
politisi Partai Demokrat ini, untuk anak-anak yang putus sekolah, itu ada
bantuan dari pemerintah dengan Paket C. Program itu diperuntukkan bagi
masyarakat yang mau melanjutkan sekolah. Program tersebut tidak dipungut biaya.
"Beasiswa
untuk tahap studi akhir, itu semua ada bantuan dari Dinas Pendidikan. Untuk
masalah pasar tradisonal saya akan mengecek dengan pemerintah kota
Manado," tandasnya.
Di
Kecamatan Malalayang, Mangindaan mendengar aspirasi terkait masalah pembagian
Beras Raskin. Menurut warga, di Malalayang banyak masyarakat yang ekonomi di
bawah belum terdata menjadi penerima raskin. Selain itu warga sering menerima
beras dengan kualitas buruk. Ada yang sudah berwarna kuning.
Mangindaan
pun mengharapkan aparat lingkungan mendata kembali masyarakat yang
ekonomi di bawah untuk menjadi penerima raskin. "Untuk beras raskin yang
sudah berwarna kuning, kami anggota Deprov akan turun langsung ke Bulog untuk
mengecek kebenaran pengeluhan masyarakat," tegasnya.
Di
Kecamatan Manpanget, Desa Lapangan, banyak warga yang mengeluhkan soal
ketersediaan lampu jalan di lorong-lorong. Ada juga pembangunan jalan lorong
beberapa ratus meter yang sudah dijanjikan oleh pemerintah namun belum
direalisasikan, soal pembangunan tower salah satu provider telekomunikasi,
Kartu Sehat dan terkahir mengenai masalah penerimaaan pekerja di bandara Sam
Ratulangi yang tidak mengakomodir masyarakat yang ada di seputaran bandara.
"Penerimaan pekerjaan juga terkesan tertutup. Kami masyarakat sangat
kecewa," ujar ibu Meyti serta tokoh pemuda Frangky.
"Untuk
desa Lapangan banyak sekali aspirasi, keluh-kesah masyarakat. Mengenai
pembangunan jalan untuk lorong-lorong yang sudah dijanjikan oleh pemerintah
kota akan direalisasikan yang sampai saat ini belum ada, saya akan cek lansung
ke pemerintah kota Manado, ke dinas Pekerjaan Umum untuk dapat di
perhatikan," jelas Sisca Mangindaaan kepada wartawan.
Begitu
juga dengan Penerangan jalan di tiap-tiap lorong yang ada di Lapangan, akan ia
konfirmasi dengan pemerintah kota. "Untuk pembangunan tower, saya akan cek
ke pihak kelurahan serta pemkot Manado untuk kompensasi ke masyarakat di
sekitar waktu lalu. Mereka yang menandatangani persetujuan pemasangan tower
ini, sampai sekarang masyarakat tidak pernah menerima kompensasi dari salah satu provider
tersebut," tegasnya.
"Untuk
penerimaan lowongan dari angkasa pura yang terkesan tertutup dan tidak
transparan dalam penerimaan pekerjaan serta menerima yang paling banyak orang
luar daerah, saya akan berkoordinasi dengan Disnaker untuk dapat memperhatikan.
Kami akan memanggil pihak angkasa pura untuk duduk bersama dengan masyarakat
dalam memecahkan masalah ini," pungkasnya.
Mangindaan
sangat berterima kasih atas semua kehadiran masyarakat selama ia melaksanakan
reses. Mulai dari Bailang, Malalayang sampai terakahir di Lapangan.
Sementara,
anggota DPRD Sulut Dapil Bolaang Mongondow Raya, Hj Ainun Talibo, kali ini
datang ke wilayah Bolaang Mongondow Utara (Bolmut). Di sana, politisi PPP itu
menyerap aspirasi masyarakat yang ada di Desa Tuntung Timur, Desa Buko dan Desa
Inomunga.
Kepada
wartawan, Ainun mengakui jika saat reses ia banyak kali mendengar pengeluhan
mengenai pembangunan irigasi dan permohonan bantuan bibit padi untuk para
petani.
“Ada juga
permintaan bantuan perahu katinting untuk kelompok nelayan, pembangunan
tambatan perahu, bantuan beasiswa bagi mahasiswa dalam tahap studi akhir hingga
bantuan pompa air,” papar Ainun.
Istri
Bupati Bolmut ini pun mengaku sangat berterima kasih kepada warga yang sudah
menyuarakan aspirasi tersebut.
“Saya
sangat berterima kasih kepada semua masyarakat yang sudah menyampaikan aspirasi
dan masukan kepada saya. Tentu itu akan diperjuangkan di provinsi,” tandasnya.
“Untuk
masalah pembangunan iringasi, saya akan berkoordinasi dengan instansi terkait,
dalam hal ini pihak PU provinsi
melalui Komisi Tiga DPRD Sulut yang
memang mitra kerja mereka. Pembuatan irigasi ini akan saya perjuangkan
semaksimal mungkin agar bantuan tersebut benar-benar terealisasi,” kata Ainun.
Untuk
bantuan bibit padi, perahu katinting, anggota Komisi I DPRD Sulut tersebut akan
berkoordinasi dengan Komisi II. “ Mayoritas masyarakat Bolmut kan bertani dan
mereka perlu diperhatikan untuk mendapat bantuan dari pemerintah provinsi.
Begitu juga untuk bantuan perahu katinting untuk masyarakat nelayan,” jelas
Ketua Tim Penggerak PKK Bolmut itu, sembari menjelaskan bahwa ia telah meminta
kepada parawarga segera menyiapkan proposal untuk mengakses bantuan di provinsi.
“Untuk
beasiswa itu memang ada bantuan dari pemerintah provinsi bagi mahasiswa tahap
studi akhir. Saya sudah meminta agar mereka dapat melengkapi semua syarat yang
diminta untuk dimasukan ke provinsi,” tegasnya.
Untuk
masalah pompa air, Ainun mengakui akan berkoordinasi dengan pemerintah
Kabupaten dan provinsi Sulut. “Semua yang menjadi kepentingan masyarakat tentu
akan saya perjuangkan untuk kemakmuran masyarakat,” kuncinya.(adv)