Iklan

September 2, 2015, 14:56 WIB
Last Updated 2021-01-21T13:25:34Z
Politik

DPRD Sulut Prihatin Ratusan Lulusan Kedokteran Belum Berijazah

Jurnal,Manado -Ratusan mahasiswa fakultas kedokteran UNSRAT untuk kesekian kali sambangi gedung DPRD Sulut. Pasalnya, walaupun telah melewati semua persyaratan kelulusan namun hingga saat berita ini dimuat tak satu pun yang sudah mengantongi ijasah.
Hal ini ditanggapi serius oleh salah satu Legislator di DPRD Sulut, dr. Ivon Bentelu. Menurutnya, kejadian tersebut seperti makan buah simalakama. Dimana, sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku, bila sudah dinyatakan lulus wajib menerima ijasah, namun hal ini harus terbentur dengan surat edaran Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) yang mengharuskan mahasiswa tersebut harus ikut uji kompetensi sebelum menerima ijasah.
“Kan, setiap kali ikut ujian mata pelajaran akan menerima tanda kelulusan baru mengikuti ujian yang lain. Bila mereka (Mahasiswa,red) sudah mengikuti semua ujian dan dinyatakan lulus berarti berhak menerima ijasah. Namun, surat edaran dikti yang baru mengharuskan ikut uji kompetensi terlebih dahulu dan itu juga harus dituruti,” ungkap Bentelu saat dimintai tanggapan beberapa hari yang lalu, Rabu (02/9/2015).
Ketika ditanyakan apakah surat edaran Dikti tersebut perluh ditinjau kembali, secara jelas dan tegas dikatakan Bentelu bahwa demi kepentingan masyarakat dan mahasiswa yang bersangkutan sebaiknya ditinjau lagi. “Banyak daerah masih kekurangan tenaga medis dan masyarakat butuh perawatan kesehatan. Bila ada ratusan tenaga calon dokter yang belum bisa menerima ijasah, bagaimana mereka bisa mengabdi bagi masyarakat. Jadi, saya berharap surat edaran tersebut dipelajari lagi,” tukas Legislator dari dapil Nusa Utara ini.
Diketahui, dua hari yang lalu, untuk kedua kalinya para mahasiswa kedokteran itu sambangi gedung cengkih dan hearing bersama Komisi 4 bagian Kesra yang diketua James Karinda dan Rektor UNSRAT. Pada hearing tersebut, Komisi 4 jelas nyatakan kekecawaan karena merasa dilecehkan oleh pihak UNSRAT.Alasannya, rekomendasi dari DPRD Sulut dari hearing pertama tidak diindahkan rektor.
“Kalau tidak bisa mengatasi masalah ini, untuk apa ia (Rektor, red) dipertahankan. Apalagi rekomendasi DPRD Sulut di hearing pertama tidak bisa ia tindaklanjuti. Itu pelecehan terhadap lembaga terhormat ini. Kita tersinggung. Apakah rektor seperti itu yang harus kita pertahankan?” ujar personil Komisi IV, Muhamad Yusuf Hamim, kepada wartawan usai hearing digelar.
“Kalau dia mengorbankan mahasiswanya cuma karena persoalan takut dengan jabatan, saya pikir dia hanya mementingkan jabatannya. Pemimpin begitu yang kita mau harapkan di masa sekarang? Mereka (mahasiswa, red) ini kan generasi penerus yang suatu waktu mungkin mau jadi rektor tapi sudah dihambat dengan persoalan ijazah,” ketusnya.
Ia pun mengaku sangat mendukung gerakan untuk menurunkan Ellen Kumaat dari kursi Rektor Unsrat. “Saya sangat mendukung kalau memang ada gerakan-gerakan untuk menurunkan orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Menurut saya ini tidak bertangungjawab. Turunkan, kita bikin mosi tidak pecaya kalau ia tidak bisa menyelesaikan masalah ini. 204 mahasiswa terbengkalai. Rektor itu harus berani,” tegas Yusuf.(bin)