Kloer : Saya Sering Melihat Mereka Sudah Menunggu Disamping Kasir Supermarket
Jurnal,Manado -
Fenomena meningkatnya pengemis anak-anak di sejumlah pertokoan elit menjadi
tanda tanya sejumlah pihak. Apalagi, sebagian besar mereka, masih di bawah
umur, atau belum pada usia layak kerja.
Hal ini pun dipertanyakan anggota
DPRD Kota Manado Mona Claudya Kloer. Kloer berpendapat, semestinya anak-anak
tersebut belum layak dipekerjakan, apalagi sebagai pengemis.
Dirinya mengakui, memang cukup
memiriskan bila menyentil soal fenomena tersebut sekarang ini. Padahal,
beberapa bulan sebelumnya, fenomena tersebut belum nampak.
"Saya sering melihat, mereka
sudah menunggu di samping kasir supermarket. Menunggu uang kembalian yang
diserahkan kasir kepada pembeli, lalu diminta," ungkap Kloer.
Kloer juga mengaku, sempat
bertanya kepada salah seorang anak usai memberikan uang sebesar dua ribu
rupiah. Akan tetapi jawaban anak tersebut justru mengherankan politisi Partai
Gerindra ini.
"Saya bertanya, "Kiapa
ngana nyanda blajar di rumah dang? Kan besok sekolah. Itu ade cuma ada jawab,
"kita suka kwa." Singkat skali depe jawaban mar ada depe kurang.
Kurang sopan santun. Masa anak sekecil itu bisa berperilaku demikian,"
ungkapnya.
Kloer mencurigai, fakta
meningkatnya pengemis anak-anak di bawah umur, memiliki aktor belakang layar.
Karena selain jawaban yang dilontarkan mereka, hampir semua sama persis,
jam-jam di mana mereka muncul, pun sama persis.
"Seperti terstruktur.
Diibaratkan, bagai sebuah organisasi. Ini perlu diselidiki. Mereka adalah
generasi penerus perjuangan Kota Manado. Masa depan mereka tak boleh direnggut
dengan cara yang tidak layak seperti ini," ungkap Kloer
Dirunya pun menyesali, fenomena
ini ternyata kurang gesit disikapi pemerintah. Justru pihak yang ternyata lebih
gesit mengungkapkan keprihatinannya terkait fenomena ini, datang dari kalangan
mahasiswa.
"Ada beberapa teman
mahasiswa yang telah membuat film dokumenter tentang fakta pengemis anak-anak.
Mereka bahkan sementara melakukan investigasi sebagai bentuk keprihatinan
mereka. Dari satu sisi saya sangat bangga karena masih ada generasi muda yang
peduli pada masalah sosial seperti fenomena ini, tapi di sisi lain, saya cukup
prihatin karena pemerintah kita terkesan kurang gesit menseriusi hal ini,"
keluhnya.
Karena itu, Kloer berharap,
peristiwa ini, harus menjadi catatan kritis bagi pemerintah untuk mencari
solusi terbaik bagi fenomena.(luq)