Iklan

February 8, 2016, 05:34 WIB
Last Updated 2016-02-08T13:34:37Z
Nasional

Perumus Nawacita Kecewa Dengan Jokowi

Jurnal,Jakarta – Yang mengaku salah satu perumus konsep nawacita, Zuhairi Misrawi katakan kecewa dengan apa yang dilakukan Presiden Jokowi. Pasalnya pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam mengambil sikap terkait pengusiran terhadap Jemaat Ahmadiyah Indonesia (JAI) Bangka di Srimenanti, Sungai Liat, Bangka, Jumat 5 Februari 2016, sangat lambat.
Pengurus Nahdatul Ulama ini menceritakan, sehari setelah kejadian, Jokowi berkicau di akun Twitter-nya yang mengatakan 'Kepala daerah harus menjadi pelindung Kebhinnekaan, pelopor dalam membangun masyarakat yg toleran'. Hal ini sangat disayangkan Zuhairi, di mana seharusnya Jokowi mengambil tindakan nyata daripada hanya berkicau di Twitter.

"Kita mendesak Nawacita soal toleransi (agama) agar ditegakkan.‎ Jangan hanya mendesak lewat Twitter, tapi harus ada tindakan yang nyata," ujar Zuhairi di Jakarta, Senin (8/2/2016).

Menurut Zuhairi, sangat bahaya bila pemerintah tak hadir dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi kaum minoritas.

"Ketika pemerintah tidak hadir, maka yang akan jadi korban kaum-kaum minoritas. Biasanya kalau dibiarkan itu akan memberikan dampak yang besar bagi toleransi beragama di negeri ini," katanya.

Zuhairi menganggap apa yang dilakukan Bupati Bangka Tarmizi Saat yang menginstruksikan pengusiran telah melanggar konstitusi karena tindakannya itu sama saja membangkang dari perintah yang diberikan kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

Tarmizi, lanjut Zuhairi, seharusnya bisa melindungi masyarakatnya bukan malah mengeksekusi untuk keluar dari wilayahnya.

"Tidak ada alasan Pemda Bangka mengusir kaum JAI yang yang ada di sana. Sebab, kaum Ahmadiyah yang ada di Bangka sangat cinta akan perdamaian, taat pada agama, mencintai seluruh umat manusia, memiliki nasionalisme yang tinggi, dan tidak ada kebencian," pungkas Zuhairi.(okz)