Jurnal,Manado - Gubernur Sulawesi Utara
(Sulut) Olly Dondokambey, menyatakan, dirinya akan memimpin Daerah Bumi Nyiur
Melambai, sebagai pemimpin yang melayani, bukan untuk dilayani.
“Saya
lahir dibesarkan dan bersekolah di Sulawesi Utara. Saya sangat memahami kondisi
dan situasi di daerah ini. Karena itu bagi kami memimpin bukan untuk dilayani,
tapi untuk melayani rakyat Sulawesi Utara,” ujar Dondokambey, ketika memberikan
sambutan di acara pisah sambut dan serah terima jabatan Gubernur Sulut dari
Penjabat Gubernur Sulut DR Soni Sumarsono MDM kepada Gubernur Olly Dondokambey
dan Wakil Gubernur Steven Kandouw, di GKIC Manado, Senin (15/2/2016).
Menurut
Dondokambey, dirinya bersama Wagub Kandouw, akan melakukan berbagai upaya untuk
menjadikan Sulut sebagai daerah yang sejahtera dan
makmur,
berdasarkan prinsip-prisip Tri Sakti Bungkarno yaitu berdulat dalam politik,
berdikari dalan ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya.
“Hal
ini menjadi dasar pijakan bagi kami untuk membangun Sulut yang sinergi dengan
semangat Nawacita di bawah kepemimpinan Presiden dan Wapres Bapak Joko Widodo
dan Bapak Jusuf Kalla. Tekad Saya dan Steven adalah menjadikan Sulut terdepan
di Indonesia Timur sebagai pintu gerbang Indonesia di Pasifik,” jelas mantan Ketua
Fraksi PDIP DPR-RI.
Lanjut
Ketua DPD PDIP Sulut ini, dirinya mendasarkan semua itu dengan upaya kerja
keras selama lima tahun kedepan yang bertumpuh pada tiga pendekatan strategis,
pertama pengembangan SDM (Humas Capital Development) yang menjadi factor
penentu majunya Provinsi Sulut, kedua peningkatan pembangunan infrastruktur
yang terintegrasi dengan pemerintah pusat,
ketiga
pemeliharaan dan pemanfaatan potensi SDA agar optimal dan berkelanjutan.
Sebelumnya,
Dirjen Otda Kemendagri RI yang juga mantan Pj. Gubernur Sulut mengatakan, dalam
pelaksanaan fungsi pemerintahan, sejak resmi bertugas hingga akhir masa jabatan
tercatat sebanyak 1.220 surat masuk, 195 surat telah ditandatangani, yang
diantaranya terdapat produk hukum Pergub No.3 tahun 2015 Tentang APBD Provinsi
Sulut TA 2016 yang titetapkan Tanggal 31 desember 2015 lalu.
“Guna
mengoptimalkan potensi daerah khususnya disektor pariwisata, membangun iklim
investasi yang kondusif dan mendukung eksistensi sulut sebagai daerah
penyelenggaran tujuan MICE, maka digagas program Visit North Sulawesi dengan
Tagline “Mari Jo Ka manado” yang implementasinya dilapangan telah dilaksanakan
melalui berbagai upaya strategis diantaranya mempersiapkan sektor pariwisata
didaerah agar lebih
baik
dan melakukan pembenahan disemua destinasi wisata utamanya wisata bahari,
kuliner, religius, maupun objek wisata lainnya, serta menggalang kerjasama
dengan berbagai pihak diantaranya menggaet pihak PT Pos Indonesia untuk
mencetak perangko dan kartu pos wisata seri Mari Jo Ka Manado,” terang
Sumarsono.
Ia
menyebutkan, dalam menjaga momentum pembangunan digagas pula beberapa gerakan
lainnya yang saling menunjang diantaranya gerakan sulut menenam (GSM) yang
ditujukan untuk memulihkan ekosistem yang mengalami kerusakan dan penurunan
daya dukung akibat kemarau panjang dan kekeringan yang melanda sulut serta
untuk mempercepat tercapainya swasembada pangan berkelanjutan di Sulut. Gerakan
bersih kuala (GeBeKa) yang ditujukan untuk mengembalikan fungsi aliran sungai.
Gerakan sulut berkarya (GSK) yang ditujukan untuk meningkatkan produktifitas
masyarakat sulut, dan menyediakan kesempatan kerja khususnya dalam menatap era
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).
“Tak
ada Gading yang tak retak saya pun menyadari akan segala keterbatasan saya, dan
apa yang saya lakukan masih jauh dari sempurnah,” kuncinya.
Sedangkan
Sekprov Sulut Ir. Siswa R Mokodongan, menyampaikan terima kasih kepada Presiden
kelima Ibu Megawai Soekarno Putri, serta para Menteri Kabinet Kerja, Pimpinan
dan Anggota DPR RI, MPR RI dan Pimpnan dan Anggota DPD RI, mantan Gubernur
Sulut periode 2005-2015 DR Sinyo Harry Sarundajang, mantan Wagub Sulut periode
2010-2015 Dr Djouhari Kansil MPd masing-masing bersama Ibu, serta tamu undangan
lainnya yang boleh berkesempatan hadir pada acara tersebut.(adv)