Jurnal,Tomohon - Direktorat
Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian RI melalui dinas pertanian dan
peternakan provinsi Sulawesi Utara bekerjasama dengan dinas pertanian
peternakan Kota Tomohon, kamis (25/2) menggelar Workshop Komunikasi Informasi
dan Edukasi (KIE) zoonosis dan kesejahteraan hewan (kesrawan) di lokasi wisata
kelong kakaskasen kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon.
Direktur
kesehatan masyarakat veteriner direktorat kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat kementerian pertanian RI dr hewan Sri Mukartini MA PPSC pada
kesempatan tersebut menjelaskan bahwa kegiatan KIE Zoonosis ini difokuskan
kepada peningkatan kesadaran masyarakat melalui kegiatan komunikasi informasi
dan edukasi namun tetap dalam rangka pengendalian Zoonosis, khususnya yang
diamanatkan dalam ketetapan Menteri pertanian untuk mendapat prioritas
pengendalaian dan penanggulangannya. Dikatakannya Sulawesi utara dipilih
dilaksanakannya kegiatan ini atas dasar hasil pertemuan antara kementerian
kesehatan dan direktorat kesehatan hewan yang menyebutkan bahwa Sulut merupakan
satu dari tiga lokasi yang masih tinggi kasus rabiesnya selain NTT dan Sumatera
Utara di Pulau Nias. Mukartini menguraikan target sosialisai kepada anak
sekolah dikarenakan selain anak-anak masih mampu menyerap ilmu dengan cepat, juga
karena lebih dari 50 % kasus rabies terjadi pada anak-anak dan berakibat fatal,
selain itu masyarakat umum pun perlu untuk mendapatkan sosialisasi ini.
“Apresiasi kepada provinsi Sulut umumnya dan Kota Tomohon khususnya yang telah
sukses melaksanakan rangkaian kegiatan KIE zoonosis diwilayah Kelurahan
Tumatantang dan Tumatantang satu sejak tahun 2015 dan KIE kesrawan
(kesejahteraan hewan) di SMP N 3 Tomohon yang baru berjalan mulai tahun ini
yang ditandai dengan terbentuknya kelompok siswa peduli kesrawan, ujar
Mukartini.
Sementara
itu Walikota Tomohon Jimmy F Eman SE Ak, yang hadir pada kesempatan itu
mengatakan dalam upaya pemerintah mengantisipasi penyakit ternak, pihaknya
telah memprogramkan kegiatan pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak, adapun
program dan kegiatan yang telah dan nantinya akan dilaksanakan berkaitan dengan
program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak yakni berupa pengadaan
vaksin rabies, pengadaan peneng (kalung anjing), pengadaan peralatan
laboratorium untuk pemeriksaan rabies, vaksinasi rabies di tingkat kelurahan,
pelatihan bagi petugas vaksinator, bahkan Eman mengatakan kalau tidak ada
halangan, pada tahun ini di Kota Tomohon akan dibangun berupa laboratorium yang
difasilitasi dengan alat pemeriksaan rabies, sehingga ketika ada kasus rabies
pada hewan akan memudahkan proses
pemeriksaanya. “Saya berharap kegiatan ini akan sangat bermanfaat bagi para
peserta terlebih pada para siswa dan nantinya akan disosialisasikan kepada masyarakat
umum, sehingga masyarakat pun dapat memahami dengan baik bagaimana mencegah dan
mengatasi penyakit ternak, tutup Eman.
Workshop
diikuti oleh 23 Provinsi di Indonesia yang merupakan perutusan dari
unit/instansi terkait masing-masing provinsi. Hadir Pula Wakil Walikota Tomohon
Syerly Adelyn Sompotan, kepala balai kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat
veteriner Provinsi Sulut Ir Grace D M Sela, Kadis peternakan dan kesehatan
hewan Provinsi Jawa Tengah DR Ir Agus Wariyanto, Kadis pertanian peternakan dan
perikanan Kota Tomohon Ir Ervinz D Liuw MSi.
Kegiatan
tersebut juga turut dimeriahkan para murid SD Inpres Tumatantang yang tergabung
dalam kelompok dokter hewan cilik dan para murit SMP N 3 Tomohon sebagai
kumpulan kesrawan, yang menampilkan yel yel yang berkaitan dengan peduli akan rabies
dan penanganannya. Disela kegiatan pihak direktorat kesehatan hewan dan
kesehatan masyarakat kementerin RI bersama Walikota dan Wawali Tomohon
menyerahkan berbagai penghargaan kepada unsur kelurahan dan sekolah atas
partisipasi dan peran aktif dalam kegiatan KIE zoonosis. (rky)