Jurnal,Manado - Festival Panasbumi Indonesia Kedua (The
Second Indonesian Geothermal Festival) digelar pada hari ini tanggal 5 - 6
Agustus 2016 di lokasi wisata Danau Linou oleh Universitas Gadjah Mada yang didukung
oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara & Pemerintah Kota Tomohon serta para
pemangku kepentingan panas bumi. Festival ini merupakan kegiatan tahunan yang
diinisiasi oleh Tim UGM-NZAID untuk pemberdayaan dan peningkatan Ekonomi
masyarakat di Kawasan Timur Indonesia /Community Resilience & Economic
Development (CaRED). Festival ini
bertujuan untuk merayakan kekayaan potensi panas bumi di Sulawesi Utara melalui kegiatan seni
budaya, edukasi masyarakat dan kepariwisataan. Festifal ini merupakan salah
satu rangkaian kuliah Kerja Nyata Program Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat
UGM (KKN-PPM UGM).
Pada
pelaksanaan festival panas bumi tahun ini diluncurkan Pusat Informasi Virtual
Panas Bumi Sulawesi Utara oleh Wakil Gubernur Sulawesi Utara Drs Steven Kandow
dan Wakil Rektor UGM Bidag Penelitian dan pengabdian masyarakat Prof Suratman.
Pusat Informasi virtual panas bumi lahendong Sulawesi Utara merupakan wahana
berbasis teknologi informasi yang memuat pengetahuan tentang potensi dan
pemanfaatan energi panas bumi saat ini dan inspirasi ragam pengembangan di masa
depan.
Pusat
Informasi virtual panas bumi Sulawesi Utara dikembangkan dan akan terus
ditingkatkan oleh tim peneliti panas bumi UGM melalui program pemberdayaan dan
pengembangan ekonomi masyarakat UGM-NZAID untuk kawasan Timur Indonesia. Pusat
informasi virtual ini dipersembahkan oleh UGM sebagai tanda cinta kepada rakyat
Sulawesi Utara. Semoga seluruh pemangku kepentingan panas bumi termasuk sektor industry,
pariwisata, pendidikan, lingkungan hidup dan sector-sektor kreatif dapat
memanfaatkannya.
Kerjasama di
bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat terkait kepanasbumian
di Sulut mulai tahun ini dikuatkan dengan penandatanganan MoU antar UGM dengan
Yayasan Pendidikan Lokon.
Sementara
pada festival panas bumi tahun yang lalu telah ditandatangani MoU antara UGM
dengan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, PT PGE, PT PLN (Persero),
Universitas Sam Ratulangi dan Universitas Negeri Manado. Kedua MoU telah dan
akan diimplementasikan untuk meningkatkan pengembangan potensi panas bumi serta
sumberdaya manusia pendukungnya.
Untuk
memperjelas pemahaman akan potensi panas bumi dan pengembangan berkelanjutan
pada festival kali ini diadakan talk show panas bumi yang bertema “Geothermal
Edu-Tourism” yang dipaparkan oleh para narasumber yang berasal dari Pemerintah
Daerah, PT PGE Lahendong, PT PLN (Persero), PT Chevron Geothermal Indonesia,
Direktorat Panas Bumi Kementerian ESDM, Chain Center UGM dan yayasan Pendidikan
Lokon.
Selain itu
juga dilaksanakan kegiatan-kegiatan lain yang bertujuan untuk lebih mendekatkan
panas bumi kepada generasi muda Sulawesi Utara dalam bentuk lomba mewarnai,
lomba fotografi, lomba cerdas cermat kepanasbumian, pagelaran budaya, educative
fun trip dan pameran panas bumi yang diikuti oleh sepuluh peserta yakni Pusat
Penelitian Panas Bumi UGM, Direktorat
Panas Bumi Kementerian ESDM, PT PGE Lahendong, PT PLN, UNSRAT, Yayasan
Pendidikan Lokon, PT Masarang, Resort Pinus Lahendong, Café D Linou dan
Industri Meibel Leilem.
Dengan
adanya festival ini diharapkan akan tercipta harmonisasi antar semua pemangku
kepentingan dalam mewujudkan cita-cita bersama kemandirian energy dan
kesejahteraan bagi Sulut melalui pengembangan potensi panas bumi.
Pada
kesempatan ini Wakil Gubernur Sulut Drs Steven Kandouw didampingi Walikota
Tomohon Jimmy F Eman SE Ak, secara bersama-sama memukul tetengkoren yang menandai
The Second Indonesia Geothermal Festival (Festival Panas Bumi Indonesia Kedua )
secara resmi dibuka. Kegiatan yang merupakan salah satu rangkaian Tomohon
International Flower Festival (TIFF) 2016 digelar di kompleks danau Linow
Lahendong Tomohon, dan akan berlangsung hingga sabtu besok.
Dalam
sambutannya Wakil Gubernur mengatakan
Kota Tomohon memiliki kelebihan tersendiri dan hal ini merupakan anugerah
dengan memiliki potensi-potensi sumber energi panas bumi dan ini suatu
“pekerjaan rumah” bagi kita didalamnya pemerintah dan masyarakat Kota Tomohon untuk
mengolah potensi tersebut, karena hasil dari potensi ini tentunya akan sangat
berguna bagi masyarakat Kota Tomohon dan pada umumnya masyarakat Sulawesi
Utara. “Dengan adanya Festival panas bumi tentunya akan memberi efek dalam
bidang pariwisata karena kegiatan ini mengandung atraksi pariwisata panas bumi,
dan hal ini juga merupakan nilai tambah buat masyarakat Tomohon dan Sulawesi
Utara. Beliau “berharap kegiatan seperti
ini pada tahun depan akan lebih baik dari saat ini.
Walikota
Tomohon selaku tuan rumah penyelenggara mengatakan pelaksanaan kegiatan ini
merupakan bentuk implementasi dari nota kesepahaman bersama yang telah
ditandatangani pada tanggal 7 agustus
2015 lalu.
“Indonesia Geothermal Festival atau festival panas bumi Indonesia yang kedua
kalinya dilaksanakan di Kota Tomohon Indonesia.
Ditambahkannya
kegiatan ini dilatarbelakangi oleh karena Kota Tomohon merupakan Kota dengan
penghasil panas bumi dan sering disebut sebagai “lumbung energi” di Sulawesi Utara.
Bersamaan dengan dibukanya festival ini, dilaksanakan juga peluncuran pusat
informasi panas bumi virtual dan merupakan pusat informasi panas bumi virtual
pertama di Sulawesi Utara, disamping itu peluncuran rintisan desa wisata panas bumi.
Tampak hadir
wakil ketua DPRD Provinsi Sulut Ir Wenny Lumentut, Wakil Rektor UGM bidang
penelitian dan pengabdian masyarakat Prof Suratman bersama rombongan, General Manager
PT Pertamina Geothermal Energi Lahendong Salvis Patangke, Ir Pri Utami M Sc Ph
D, Ketua Yayasan Pendidikan Lokon Ronald Korompis, serta unsur jajaran pemkot Tomohon.(mic)