Iklan

September 13, 2016, 05:53 WIB
Last Updated 2021-01-21T13:25:33Z
Politik

Serap Aspirasi Petani Cengkih Berbuntut Konsultasi ke Jakarta



Jurnal, Manado - Menindak lanjuti aspirasi dari petani cengkih yang tergabung dalam Asosiasi Petani Cengkih Indonesia (APCI), terkait harga cengkih yang terus-menerus merosot disaat masa panen 

sehingga menyebabkan kerugian bagi para petani cengkih,  siang tadi jajaran pengurus APCI Paul Adrian Sembel cs, mengadakan hearing bersama komisi 2 DPRD Sulut.

PAS sapaan akrab Sembel mencurahkan unek-unek nya yang mewakili keluhan dari seluruh petani cengkih yang ada di Sulut, menurut dugaannya penurunan harga cengkih disebabkan konspirasi politik international.

Bahkan Menurutnya, keputusan import cengkih tak lepas dari bergaining politik melibatkan eksport-import perdagangan memanfaatkan hubungan bilateral antar negara tertentu.

“Misalnya cengkih Madagaskar diharuskan masuk Indonesia agar tekstil Indonesia boleh diekspor ke Eropa dan Amerika. Termasuk minyak cengkih dari Singapura yang masuk ke Indonesia, padahal cengkih mereka dari Indonesia,” tukasnya, Selasa (13/09/2016).

Menanggapi itu, SVR dengan lantang mengatakan jika memang diperlukan petani cengkih bisa memboikot 4 perusahaan rokok terbesar di Sulut.

"Saya dukung, kita boikot saja 4 perusahaan rokok besar yang ada disini," tegas SVR.

Menariknya pimpinan dewan lainnya Wenny Lumentut memiliki jalan keluar yang berbeda untuk memecahkan permasalahan para petani cengkih, ia menyarankan agar para petani melakukan penghematan.

"Coba saran saya, petani jangan terlalu konsumtif, kalo ada cengkih jangan langsung dijual semuanya, simpan  sebagian yang nanti dijual saat harga cengkih tinggi,"ujar Lumentut dengan enteng.

Spontan saja pernyataan Lumentut tersebut langsung mendapat reaksi keras dari Noldy lamalo yang saat itu memimpin rapat, menurut Lamalo petani memiliki beban pengeluaran yang mengharuskan untuk segera menjual hasil panennya.

"Kita tidak bisa seperti itu, para petani memiliki banyak kebutuhan, contohnya saja disaat panen mereka harus membayar pemetik, belum lagi biaya lainnya dan bagi mereka yang punya utang untuk membayar hutang,"tegas Lamalo.


Kesimpulannya komisi 2 dan instansi terkait dan pihak APCI akan segera membentuk tim khusus dan akan terbang ke Jakarta untuk melakukan konsultasi di kementrian Perindag.(bin)