Jurnal,
Manado-Perjuangan Asosiasi Petani Cengkih Indonesia (APCI) Sulawesi Utara
(Sulut) Paul Adrian Sembel patut diancungi jempol. Pasalnya setelah beberapa
kali menyampaikan aspirasi di
Gedung DPRD Sulut untuk meminta perhatian daerah
dan pemerintah pusat, baru-baru ini Sembel turut serta bersama komisi 2
melakukan konsultasi ke Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) agar cengkih bisa masuk
dalam bursa
komoditi, Harga cengkih yang terus merosot disaat panen raya tiba,
membuat para petani merasa tercekik. Sangat disayangkan karena emas cokelat
dari Sulut ini memiliki kualitas cengkih terbaik.
Menurut
Sembel, Jumat (21/10), Cengkih dan Tembakau belum termasuk sebagai komoditi
perdagangan dari 11 komoditi perdagangan yang ada di BBJ.
"Namun
demikian, bukan berarti komoditi bahan dasar rokok ini tidak bisa dibursakan.
Jika mau, BBJ bisa lakukan itu asalkan ada aspirasi dari pelaku
(petani/asosiasi, pemda, DPRD, pedagang) yang dimasukkan ke Baperti/Kemendag.
Ini disampaikan ketua BBJ, Paulus Lumintang," terang Sembel.
Ditambahkan
Sembel, ada hal-hal penting yang patut diketahui antara lain, Cengkih lebih
baik masuk ke BBJ daripada dibentuk Badan Penyangga seperti lalu. Bisa dibuat
Sistem Resi Gudang (SRG) dengan menggunakan dana dari Perbankan. Bisa dibuat
Perda Perdagangan Komoditi Cengkih. Bisa dibuat Pusat Logistik Berikat di
Sulut.
"Intinya,
jadikan Cengkih sebagai bahan Perdagangan Komoditi atau dibursakan," tutup
Sembel.
Diketahui,
BBJ adalah sarana mempertemukan penjual dan pembeli, bukan menentukan harga
jual dan harga beli komoditi. BBJ juga bukan tempat menaikkan harga.(bin)