Iklan

November 18, 2016, 13:50 WIB
Last Updated 2016-11-18T21:50:49Z
Dinamika

1.000 Lilin Untuk Intan dan Deklarasi Kebangsaan


Ribuan muda - mudi nyalakan lilin simbol perdamaian

Jurnal,Manado - Pemuda lintas agama Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) nyalakan 1.000 lilin untuk Intan dan Perdamaian Indonesia didepan monumen perang dunia ke-2, Gereja GMIM Sentrum Manado, Jumat (18/11), Pukul 20.30 Wita.

Pemuda lintas agama terdiri dari Pemuda Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Budha, Konghuchu. Dalam aksi damai di lakukan deklarasi kebangsaan lintas agama, 1.000 lilin untuk Indonesia, Doa bersama lintas agama. Turun hadir Aliansi Makatana Minahasa, PB Ansor dan seluruh masyarakat Provinsi Sulut.

Ketua Komisi Pelayanan Pemuda GMIM, Pnt Toar Pangkey mengatakan, salam damai bagi semua bangsa Indonesia. Mari kiranya terus menjaga perdamaian di Provinsi Sulut dan Indonesia.

"Hadir di tempat ini untuk perdamaian dan untuk Intan. Mari jaga perdamaian, jangan lagi ada Intan Intan yang lain menjadi korban, Provinsi Sulut akan menjadi contoh perdamaian bagi Indonesia," ujar Pangkey.

Sementara itu mewakili PB Ansor, Rusli Umar, mengutuk pemboman Samarinda yang menyebabkan korban jiwa yakni Intan.

"Teroris itu bukan Islam. Kami mengutuk keras perbuatan tersebut. Kami yakin dan percaya, Intan sudah berada di surga dan kami yakin teroris yang melakukan pemboman akan ke neraka," tegas dia.

Penggagas acara Vecky Korto mengatakan,
Kami hadir disini karena rasa cinta kepada teman-teman Islam, Kristen, Hindu dan kami akan tunjukan kepada mereka di pusat bahwa kami cinta damai.

"Kami berdiri di tugu perang dunia ke dua ini,  ini karena tugu ini yang merupakan terakhir kali perang. Tidak ada lagi peperangan di Indonesia. Tidak ada lagi Intan, Intan lain yang akan menjadi korban," pungkas dia.(wulan)