Ribuan muda - mudi nyalakan lilin simbol perdamaian |
Jurnal,Manado
- Pemuda lintas agama Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) nyalakan 1.000 lilin
untuk Intan dan Perdamaian Indonesia didepan monumen perang dunia ke-2, Gereja
GMIM Sentrum Manado, Jumat (18/11), Pukul 20.30 Wita.
Pemuda
lintas agama terdiri dari Pemuda Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik,
Hindu, Budha, Konghuchu. Dalam aksi damai di lakukan deklarasi kebangsaan
lintas agama, 1.000 lilin untuk Indonesia, Doa bersama lintas agama. Turun
hadir Aliansi Makatana Minahasa, PB Ansor dan seluruh masyarakat Provinsi
Sulut.
Ketua Komisi
Pelayanan Pemuda GMIM, Pnt Toar Pangkey mengatakan, salam damai bagi semua
bangsa Indonesia. Mari kiranya terus menjaga perdamaian di Provinsi Sulut dan
Indonesia.
"Hadir
di tempat ini untuk perdamaian dan untuk Intan. Mari jaga perdamaian, jangan
lagi ada Intan Intan yang lain menjadi korban, Provinsi Sulut akan menjadi
contoh perdamaian bagi Indonesia," ujar Pangkey.
Sementara
itu mewakili PB Ansor, Rusli Umar, mengutuk pemboman Samarinda yang menyebabkan
korban jiwa yakni Intan.
"Teroris
itu bukan Islam. Kami mengutuk keras perbuatan tersebut. Kami yakin dan
percaya, Intan sudah berada di surga dan kami yakin teroris yang melakukan
pemboman akan ke neraka," tegas dia.
Penggagas
acara Vecky Korto mengatakan,
Kami hadir
disini karena rasa cinta kepada teman-teman Islam, Kristen, Hindu dan kami akan
tunjukan kepada mereka di pusat bahwa kami cinta damai.
"Kami
berdiri di tugu perang dunia ke dua ini,
ini karena tugu ini yang merupakan terakhir kali perang. Tidak ada lagi
peperangan di Indonesia. Tidak ada lagi Intan, Intan lain yang akan menjadi
korban," pungkas dia.(wulan)