Iklan

November 8, 2016, 06:53 WIB
Last Updated 2021-01-21T13:25:34Z
Politik

Data Tidak Lengkap, Komisi II "Tolak" RDP



RDP Komisi II DPRD Sulut dan Tim Pemprov

Jurnal, Manado-Untuk kedua kalinya Komisi II Bidang Ekonomi dan Keuangan lakukan rapat dengar pendapat (RDP) bersama pihak Badan Pengelola Keuangan dan Barang Milik Daerah 


(BPK-BMD) Provinsi Utara, Biro Perlengkapan Setda Sulut, Badan Pertanahan Nasional (BPN) Wilayah Sulut, Pertanahan Kota Manado, Lurah Paniki Bawah dan Lurah Ranotana, akhirnya harus diskors dengan alasan harus ada data lengkap terkait aset milik Pemprov Sulut.

"Informasi, ada aset provinsi yang beralih status. Sertifikat induk tapi didalamnya sudah diduduki masyarakat. Contoh lokasi di seputaran stadion klabat. Lahan stadion tercatat sebagai tanah provinsi sulut, tapi ada beberapa yang memiliki sertifikat," ujar Lamalo di rapat.

Sementara, Anggota Komisi II lain seperti Teddy Kumaat pun mempertanyakan letak tanah dengan luas 10 hektar dari sekitar 42 hektar milik Pemprov Sulut.
"Apakah ini maksudnya lapangan golf atau dimana?," tanya Kumaat.

Kumaat juga pertanyakan terkait status tanah di Stadion Klabat Kelurahan Ranotana yang diketahui milik pemprov. Menurutnya, lokasi seputaran Stadion Klabat yaitu dekat bengkel belum pernah dilakukan pelepasan aset. "Dan di tahun 2013 ada sertifikat yang diterbitkan. Itu berarti transaksi atau pembayaran dilakukan pada tahun yang sama," ujar yang juga Ketua Fraksi PDIP di Deprov ini.

Dari pihak pemprov lewat Kepala BPK-BMD Sulut Olvie Atteng mengatakan, tidak tersedianya data lengkap di rapat dengan alasan terbatasnya waktu. "Data seadanya saja, undangan baru di dapat pagi tadi," ungkap dia.

Sedangkan, untuk mendapatkan informasi akurat terkait aset tidak bergerak milik Pemprov Sulut, rapat lanjutan akan digelar, Senin, (14/11/2016) pekan depan. Dan itu wajib menghadirkan pihak GKIC Manado, Jemmy Manoppo sebagai manager dan kepala-kepala lingkungan dari dua lokasi tersebut.

Hadir juga di rapat tersebut dari Komisi II adalah, dr. Ivon Bentelu, Rocky Wowor, Ferdinand Mangumbahang dan Billy Lombok.(Bin)