Direktur Prasarana Perhubungan RI, Wahjuningrum |
Jurnal,Manado
– Setelah sekian tahun Pembangunan fisik Fasilitas Operasional AKAP Terminal
Regional Liwas, yang berdiri di lahan seluas 5 hektar yang rencananya bukan
saja hanya untuk angkutan penumpang namun akan dilengkapi dengan angkutan peti
kemas yang merupakan proyek Kementerian Perhubungan Dirjen Perhubungan Darat
pada Satuan Kerja (Satker) Pengembangan Lalu Lintas Angkutan Jalan Sulut, yang
dikerjakan sejak 2012, terkesan terjadi pembiaran, kini mulai ada titik terang.
Hal itu terlihat saat Direktur Prasarana Perhubungan RI, Wahjuningrum,
mengunjungi lokasi terminal liwas, Jumat (3/03/2017), pagi.
Menurut
Wahjuningrum, kelanjutan pekerjaan pembangunan terminal liwas saat ini masuk
tahap enam dengan anggaran yang dikucurkan oleh pusat sebesar sekira Rp.
12.900.000.000,-.
“Saya
meminta agar pekerjaannya dituntaskan tahun ini. Sehingga 2018 awal sudah bisa
beroperasi,” Kata Direktur, ketika diwawancarai jurnalmanado.com, saat melakukan kunjungan di terminla liwas. Sembari menambahkan saat ini pihaknya fokus pada
lajur jalan, fasilitas penunjang dan dan fasilitas utama.
“Sejatinya
terminal itu bagaimana menyajikan perpindahan orang dari rute satu ke rute yang
lain dengan aman dan nyaman. Makanya saat ini fokus pada penyelesaian
fasilitas,”lanjut Direktur.
Diketahui
bahwa pembangunan fisík Terminal Regional Kota Manado di Liwas Paal Dua,
direncanakan dalam tiga tahap yaitu tahap pertama yang sudah berjalan sejak
tahun 2012 melalui satuan kerja pengembangan LLAJ Sulut tahun 2012. Pelaksana
pekerjaan oleh PT Mutu Jaya Sakti dengan pengawas pekerjaan PT Abdi Cipta
Sasana dengan anggaran Rp 3.729.000.000, dengan pekerjaan pematangan lahan
(cutting & field) serta pembuatan talud.
Pada tahap
kedua, dilaksanakan pembiayaan dana APBN tahun 2013 melalui satuan kerja
pengembangan LLAJ Sulut tahun 2013, dimana pelaksana pekerjaan dilakukan PT
Realita Timur Perkasa serta pengawas pekerjaan oleh PT Visca Jaya Consultant
dengan anggaran Rp 9.414.240.000. Sementara pekerjaan yang akan dilaksanakan
adalah pematangan lahan dan pembuatan talud, pembangunan gedung utama terminal,
serta pembangunan shelter.
“Saat ini
masuk tahap ke enam dan telah menelan anggaran total sekira Rp. 48 miliar,”pungkasnya.(man)