Iklan

April 8, 2018, 17:38 WIB
Last Updated 2020-01-10T13:31:53Z
Advetorial

17 Negara Asia Ikuti Pelaksanaan AEYA di Sulut. Gubernur : Kami Siap Laksanakan Sidang Gereja Sedunia 2020


Gubernur Saat BErsalaman Dengan Ketua AEYA Periode 1964 - 1968 DR Soritua AE Nababan
Jurnal,Manado - Pelaksanaan Asian Ecumenical Youth Assembly (AEYA) 2018 di Sulawesi Utara mampu memberikan platform regional bagi lebih dari 350 anak muda Kristen di Asia untuk berkumpul, menjalin persaudaraan, dan mengembangkan jaringan ekumenis muda Asia. Kegiatan tersebut berfokus pada tema 'Tuhan, Kirimkan Terang dan Kebenaran-Mu untuk Memimpin Kami.'
"Karena Torang Samua Ciptaan Tuhan sehingga semua kegiatan yang kita jalani harus bersandar kepada Tuhan sebagai Kepala Gereja," kata Gubernur Olly Dondokambey, SE lalu disambut tepuk tangan ratusan peserta konferensi di Grand Kawanua International Convention Centre Manado, Sabtu (7/4/2018) siang.
pemukulan tetengkoren oleh Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, Cecep Herawan
Disamping itu, Olly juga mengucapkan terimakasih kepada pemerintah pusat dan kaum muda Kristen Asia yang telah mempercayakan Sulut menjadi lokasi pelaksanaan Asian Ecumenical Youth Assembly 2018.
Sebanyak 17 negara Asia yang mengikuti AEYA, yakni : Indonesia, Malaysia, Hongkong, Kamboja, Myanmar, Bhutan, Jepang, Srilanka, Bangladesh, Korea, Australia, India, Pakistan, Filipina, Nepal, Taiwan dan New Zealand.
"Saya selaku Pemerintah Provinsi dan atas nama masyarakat mengucapkan terima kasih yang tinggi atas kepercayaan yang diberikan kepada daerah Sulawesi Utara untuk menjadi lokasi pelaksanaan Asian Ecumenical Youth Assembly 2018," tandasnya.
Pelepasan Pawai Paskah se - Asia Yang Dibuka Langsung Oleh Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly
Diketahui, sejumlah isu dan tema yang dibahas dalam Asian Ecumenical Youth Assembly, diantaranya : 'Menuju Membentuk Dunia yang Berubah: Peran Pemuda Asia', 'Saksi Nabi terhadap Kebenaran dan Cahaya: Perspektif Teologis Alkitabiah, 'Merangkul dan Menghargai Keragaman dan Martabat Manusia', 'Mengubah Nilai-Nilai dan Budaya Keluarga di Asia: Suara Antar Generasi', 'Intoleransi Agama dan Politisasi Agama', 'Kecerdasan Buatan: Masa Depan Kaum Muda Asia' dan 'Perdagangan Orang dan Orang-Orang yang Bergerak di dalam dan di Luar Asia.'
Adapun pembukaan Asian Ecumenical Youth Assembly 2018 secara resmi ditandai dengan pemukulan tetengkoren oleh Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI, Cecep Herawan. Cecep menerangkan pemerintah pusat sangat mengapresiasi penyelenggaraan AEYA 2018 di Sulut.
Suasana Pembukaan Paskah di Lapangan Stadion Maesa
Pembukaan Asian Ecumenical Youth Assembly 2018 turut dihadiri Wakil Gubernur Drs. Steven O.E. Kandouw, Presiden Christian Conference of Asia (CCA) Pdt WTP Simarmata MA, Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Pdt. Dr. Henriette Tabita Lebang, M.Th, The first Youth Secretary of CCA Bishop Dr. Soritua A.E. Nababan, Ketua Sinode GMIM Pdt. Dr. Hein Arina, Sekdaprov Edwin Silangen, SE, MS, Ketua TP PKK Sulut selaku Ketua Umum Panitia Ir. Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat selaku Wakil Ketua Umum Panitia dr. Kartika Devi Kandouw-Tanos, MARS dan para pejabat Pemprov Sulut lainnya.
Usai itu, pada Minggu (8/04/2018), dilanjutkan dengan puncak peringatan paskah di lapangan maesa Tondano Kabupaten Minahasa .  
Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna Laoly saat menghadiri selebrasi paskah mengatakan, kematian dan kebangkitan Kristus yang diperingati dalam Paskah merupakan kebenaran bagi kehidupan manusia dan merupakan anugerah yang besar, dimana Tuhan telah memberikan anaknya yang tunggal untuk menebus dosa manusia.
Untuk itu kaum muda diminta memaknai sungguh pengorbanan Kristus dengan menjadi agen perubahan, menyampaikan berita kebenaran bagi dunia sehingga damai sejahtera selalu ada dalam kehidupan manusia. Kaum muda harus menebar bibit kasih perdamaian dengan adanya kemajemukan masyarakat di Indonesia

Menteri Saat Memberikan Sambutan
Ibadah Paskah tersebut dipimpin oleh ketua Persatuan Gereja Indonesia (PGI) Pdt. Henriette T. Hutabarat-Lebang. Dalam khotbah juga kaum muda gereja diajak untuk menjadi agen pemersatu bangsa menjadi murid Kristus yang memiliki integritas, menjauhi berita hoax serta tetap memberitakan kebenaran.

Melalui asian ecumenical youth assembly ini juga diharapkan kamu muda asia bisa menjaga kemajemukan sehingga terjadi hubungan yang baik antar sesama negara Asia.

Dalam ibadah paskah tersebut turut dihadiri oleh Presiden Christian Conference of Asia (CCA) Pdt WTP Simarmata MA, Ketua Umum Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia, Pdt. Dr. Henriette Tabita Lebang, M.Th, The first Youth Secretary of CCA Bishop Dr. Soritua A.E. Nababan, Dubes RI untuk Serbia Montenegro Bapak Harry James Kandouw, Ketua Sinode GMIM Pdt. Dr. Hein Arina, Sekdaprov Edwin Silangen, SE, MS, Ketua TP PKK Sulut selaku Ketua Umum Panitia Ir. Rita Maya Dondokambey-Tamuntuan, Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat selaku Wakil Ketua Umum Panitia dr. Kartika Devi Kandouw-Tanos, MARS, para pejabat Pemprov Sulut, para peserta AEYA dan juga dimeriahkan oleh juara Indonesia Idol 2004 dan 2016 Joy Tobing dan Regina. Selesai ibadah, dilanjutkan dengan pawai paskah diikuti oleh seluruh peserta.(adv)