Iklan

October 1, 2018, 20:04 WIB
Last Updated 2021-01-21T12:38:26Z
Pemerintahan

Jemput Jenazah Glen dan Petra di Bandara Sam Ratulangi. Gubernur : Sulut Kehilangan Atlit Berprestasi

Keluarga Korban Saat Menerima Jenazah di Bandara

Jurnal,Manado - "Selaku Pemerintah Provinsi kami mengucapkan turut berbelasungkawa yang sedalam - dalamnya atas kepergian atlit andalan sulut dicabang paralayang," ucap Gubernur Sulut Olly Dondokambey saat menghadiri langsung penjemputan korban bencana yang terjadi di Kota Palu, Glen Mononutu dan Petra Mandagi di Pangkalan Angkatan Udara Lanud Sam Ratulangi, bersama dengan keluarga kedua jenazah dan kerabat dekat. Jenazah tiba menggunakan pesawat Hercules TNI yang terbang langsung dari Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Kota Palu. Selasa (02/10/2018).

Menurut Gubernur, kepergian kedua atlit menjadi luka yang mendalam dan kehilangan bukan saja pemerintah tapi seluruh warga sulawesi utara sebab almarhum merupakan aset sulut.

"Mereka dipersiapkan untuk meraih medali emas pada PON 2020 nanti, tapi Tuhan berkehendak lain," kata gubernur. Sembari mengatakan bahwa mereka juga sangat membantu dalam dunia pariwisata, terutama dalam melayani turis lokal maupun asing yang ingin melakukan olahraga paralayang.

"Sekali lagi atas nama pribadi dan pemerintah saya mengucapkan turut berduka cita yang sedalam - dalamnya semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan,"pungkas orang nomor satu di sulut ini.

Sebelumnya diberitakan dua atlit Paragliding Glen Mononutu dan Petra Mandagi berhasil dievakuasi di timbunan Hotel Roa-Roa, Palu Sulawesi Tengah, Senin (01/10/2018) 

Awalnya Basarnas menemukan dua jenazah pria didalam kamar sekitar pukul 13.00 WITA namun berhasil dievakuasi sekitar pukul 14.30 WITA namun belum teridentivikasi karena tidak dapat dikenali lagi.

Di RS Palu kedua korban dilakukan identifikasi visual oleh keluarga dan rekan-rekan yang menduga itu adalah Petra Mandagi dan Glend Monoutu. 
Kepastian kedua korban yang juga atlet Paralayang Sulut, setelah ditemukan ID Card dan tas pinggang mereka di dalam kamar.

Sementara atlit dari Sulut lainya yaitu Frangky Kowaas hingga kini belum di temukan.

Ketiga korban ini diketahui mengikuti lomba Paralayang di Palu, namun nahas terjadi gempa bumi menimpa hotel yang mereka tempati pada Jumat 28 September 2018 lalu.(raden)