Iklan

November 17, 2018, 02:00 WIB
Last Updated 2018-11-17T10:00:08Z
Dinamika

BPTD Wilayah XXII Sulut Gelar Pekan Nasional Keselamatan Jalan

Acara Talk Show Pekan Nasional Keselamatan Jalan
Jurnal,Manado - Kepala BPTD Wilayah XXII Provinsi Sulut, Tito Gesit Utiarto SE, DESS menjelaskan, Pekan Nasional Keselamatan Jalan (PNKJ) bertujuan untuk  menggugah kesadaran pengguna jalan agar tertib dan taat aturan lalu-lintas

"Pencanangan PNKJ ini juga untuk  mengurangi angka kecelakaan di jalan raya. kegiatan lebih menyasar kepada anak-anak remaja. Karena, kecelakaan yang terjadi lebih didominasi dari kalangan remaja yang sebelumnya melakukan pelanggaran lalu -lintas," terang Tito pada kegiatan Tolk Show bersama narasumber Kadis Perhubungan Prov. Sulut Lynda Wantania dan Wadir Lantas AKBP Deden Supriyatna Imhar ,SIK,.

Lanjut Tito, Melindungi anak-anak usia sekolah dari kecelakaan, terutama karena lokasi sekolah ada di pinggir jalan, pemerintah menerapkan program Zona Selamat Sekolah (ZoSS). Ini merupakan kegatan manajemen dan rekayasa lalu lintas.

Dasar hukumnya adalah melalui Peraturan Dirjen Perhubungan Darat Nomor SK.1304/AJ.403/DJPD/2014 tentang Zona Selamat Sekolah (ZoSS). Lewat cara ini harapannya meningkatkan perhatian pengemudi terhadap penurunan kecepatan, dan memberikan rasa aman buat para murid yang akan menyeberang di jalan.

Foto Bersama Jajaran BPTD dan Dishub se - Sulut Serta Perwakilan Polda Sulut
"Jika melewati depan sekolah pastinya ada tanda ZoSS artinya ada area tertentu dimana para pengendara bermotor harus berhati - hati bahwa mereka akan melalui area sekolah yang banyak anak sekolah akan melewati. itu merupakan area yang harus menjadi perhatian bagi pengendara,"jelas Tito. Sembari mengatakan, kedepan bersama Kepolisian dan Dishub, ZoSS akan diterapkan di semua sekolah di sulut.

Sementara Wadir Lantas AKBP Deden Supriyatna Imhar,SIK, mengatakan, jika melihat dari data tahun 2014 di Sulut dari 1300 korban lakalantas, anak remaja berjumlah 353. Angka ini sangat memprihatinkan.

"Kita melihat bahwa anak sekolah usianya 15 - 20 tahun banyak terlibat kecelakaan lalin. padahal mereka belum layak menggunakan kendaraan. Namun jikapun diizinkan, disinilah peran orang tua terhadap anak untuk selalu mengingatkan tata tertib berlalu lintas dan aturan - aturan yang berlaku. Atau juga untuk meredam terjadiny kecelakaan, seharuanya anak - anak sekolah dilarang membawa kendaraan bersekolah," kata Deden. 

Ia juga menjelaskan bahwa pihak kepolisian terus melakukan sosialisasi baik di kalangan anak - sekolah hingga masyarakat tingkat RT/RW. 
"Khusus anak - anak polres sendiri menyediakan taman lalulintas. Dimana taman tersebut lebih mengarah pada proses pembelajaran anak apa yang boleh dan apa yang tidak boleh dilakukan bagi pengguna kendaraan maupun pengguna jalan. Seperti miniatur dan setiap saat anak bisa mengunjungi dan menggunakannya," kata Deden.

Sementara, Kepala Dinas Provinsi Lynda Wantania menjelaskan, upaya menekan angka kecelakaan berdasarkan tupoksi gubernur di sulut bahwa gubernur berkewenangan berkoodinasi dengag instansi fertikal yang ada di daerah.

Menurutnya, ada beberapa elemen dan unsur yang terlibat didalamnya yaitu kepolisian, Dishub yang disebut pemerintah. Kalangan swasta yaitu yang memiliki kendaraan bermotor kemudian masyarakat itu sendiri.

"Peran dari pemerintah daerah bagaimana mendorong elemen ini untuk menjalankan fungsi dan tugasnya dengan baik. Masyarakat juga kami butuhkan yaitu orang tua dimana kecelakaan paling banyak anak - anak," jelas Wantania.

Usai Talk Show, dilanjutkan dengan bagi - bagi door prize kepada para tamu dan undangan.(man)