Seperti pada Sabtu (31/05), Walikota melakukan pertemuan dengan warga di Kelurahan
Ternate Tanjung Kecamatan Singkil. Dalam dialog dan 'curhat' warga tersebut, Lumentut berjanji siap memberi sanksi dan mencopot oknum aparat baik itu
pihak penyalur dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado
maupun Lurah atau Pala yang jelas terbukti melakukan aksi pemotongan dana
bantuan itu.
"Catat nomor telepon saya dan laporkan, jika ada aparat BNPB,
lurah atau pala yang memotong dana bantuan itu. Saya pasti copot oknum
tersebut, tapi asalkan itu ada bukti jelas dan saya mohon tidak berupa isu atau
fitnah," tegas GSVL.
Ia juga menjelaskan tentang adanya perubahan mekanisme penyaluran bantuan.
Ia juga menjelaskan tentang adanya perubahan mekanisme penyaluran bantuan.
"Jika tahun-tahun sebelumnya, warga korban bencana dikumpul di suatu
tempat seperti di kantor walikota lalu disalurkan. Saat ini tidak demikian,
yakni harus langsung datang menyalurkan ke lokasi warga bencana agar bisa
mengetahui persis siapa-siapa yang berhak menerima dan tidak berhak menerima," terang Lumentut. Sembari mengakui jika sedikit capek untuk turun ke semua lokasi bencana dan
bertemu dengan warga korban. Tapi pihaknya sangat puas, karena bisa mendengar
aspirasi dan keluhan warga seputar dugaan aksi pemotongan maupun warga yang
belum terdata atau sebaliknya tidak mengalami rumah yang hanyut atau rusak
berat tapi terdaftar menerima bantuan.
"Yang pasti jika tidak korban bencana tapi
terima bantuan, itu akan dicoret. Dan yang rusak berat atau hanyut rumahnya,
tapi tak terdaftar. Itu akan didaftar kembali, silahkan melapor ke aparat
setempat," tegas Lumentut.
Adapun penyaluran dana sewa rumah di kelurahan Ternate Tanjung, diberikan kepada 36 rumah tangga pemilik rumah. Dan turut dihadiri Camat Singkil, Mufly Basuki dan Ketua BKSAUA Kota Manado, Pdt Roy Lengkong STh.(luq)