Iklan

November 16, 2015, 07:33 WIB
Last Updated 2021-01-21T13:25:33Z
Politik

Cuaca Ekstrim Dinas Adem Ayem

Mokodongan : Seharusnya Dibeberapa Titik Rawan Sudah Disosialisasikan

Jurnal, Manado-Mewaspadai kemungkinan terburuk musim penghujan tanah longsor menjadi ancaman bagi warga Sulut yang bermukim di daerah rawan bencana maka komisi I DPRD Sulut menjadwalkan akan memanggil instansi terkait untuk mendapatkan laporan koordinasi kerja dan kesiapan dari dinas terkait.
"Kita mewaspadai kemungkinan terburuk saja, jangan sampai kejadian seperti tahun sebelumnya, setelah terjadi bencana baru bertindak akhirnya saling lempar tanggung jawab, ini karena koordinasi instansi terkait yang kurang," jelas Anggota Komisi II Afan Mokodongan, Senin (16/11/2015) diruang kerjanya.
Lebih lanjut Mokodongan mengatakan, Badan Lingkungan Hidup (BLH), Dinas Kehutanan (Dishut) serta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) diwajibkan saling koordinasi.
"Hujan yang sangat deras dapat mengakibatkan banjir di beberapa daerah rawan, karena di banyak pepohonan yang mati akibat panas berkepanjangan berakibat tidak ada yang menyerap air hujan," ungkap Mokodongan.
Lanjutnya, sampai sejauh ini, tiga instansi terkait ini dinilai "adem ayem" melihat cuaca ini seakan tidak ada tindakan real mewaspadai ataupun mencegah terjadinya banjir dan bemcana longsor.
Padahal menurut Mokodongan, dibeberapa titik rawan banjir seharusnya sudah ada sosialisasi pencegahan banjir dan bencana alam.
"Musim panas selama 6 bulan banyak membuat tumbuhan mati, dikhawatirkan di musim hujan tidak akan mampu menahan jumlah tampung air di tanah sehingga menyebabkan longsor selain itu sungai tidak dibersihkan dari sampah sehingga dikhawatirkan akan menyebabkan terjadinya sumbatan sehingga berdampal banjir," katanya.
Masi menurut Mokodongan perkiraan BMKG musim hujan akan berlangsung sampai akhir desember dan data yang dirilis BNPB sendiri, Se indonesia bencana banjir yang paling banyak memakan korban jiwa.(bin)