Jurnal,Manado - Warga Tionghoa pada Senin
(8/2/2016) hari ini, merayakan Tahun Baru Imlek 2567 penanggalan Tiongkok. GS
Vicky Lumentut (GSVL) dan istri Prof Paula Runtuwene pun memanfaatkan perayaan
ini untuk berkunjung ke beberapa warga Manado keturunan Tionghoa yang merayakan
Imlek.
Walikota
Manado periode 2010-2015 ini berharap Manado terus diberkati. “Kita doakan kota
kita ini akan terus diberkati Tuhan yang Mana Kuasa, dijauhkan dari bencana
alam, kota terus aman dan damai. Saya kira itu juga yang menjadi doa warga
Tionghoa untuk kota kita yang kita cinta bersama ini. Gong Xi Fa Cai,” ujar
GSVL, seraya berharap juga dukungan warga Manado keturunan Tionghoa untuk terus
membantu pemerintah dalam membangun Manado yang lebih baik.
Di
satu sisi, sejak Minggu (7/2/2016) malam, ratusan warga Tionghoa dari berbagai
tempat di Manado merayakan rangkaian Tahun Baru Imlek 2567 di beberapa
Klenteng. "Sudah menjadi kebiasaan bagi kami untuk merayakan Tahun Baru
Imlek di tempat ini untuk menghormati para leluhur," kata Ko Hanny, salah
satu pengunjung. Para peziarah mendatangi tempat ibadah mereka tersebut secara
bergiliran dari hari pertama tahun Monyet Api.
Pada
Senin pagi kemarin, suasana di Klenteng-Klenteng sudah nampak ramai oleh para peziarah
yang membawa lilin-lilin merah, berdoa dengan membakar dupa dan mengakhiri
ritual dengan membakar kertas. Menurut keterangan Cecilia, warga Tionghoa
menganggap lilin merah besar sebagai pelancar rejeki dan percaya bahwa
pembakaran kertas akan membuat doa mereka terkabul.
Pada
tahun Monyet Api ini, warga Tionghoa berharap kondisi Indonesia secara
keseluruhan akan menjadi lebih tenang. "Saya berharap tahun negara ini
tidak lagi bergejolak dan semua orang tidak lagi meributkan identitas suku dan
budaya melainkan bersatu dalam kedamaian. Tahun Monyet Api merupakan momentum
yang tepat untuk menciptakan rekonsiliasi sosial," ujar Ci Meilin
Anastasia.(man)