Iklan

November 14, 2016, 15:52 WIB
Last Updated 2016-11-14T23:52:28Z
Dinamika

Sampah dan Sexi



Kota Manado sebagai Ibukota Provinsi yang terletak di ujung utara pulau Sulawesi terus berbenah diri menjadi kota cerdas. Kota yang merupakan pintu gerbang pariwisata tak luput dari usaha yang gencar menjadikan kota ini bersih, sehat, indah dan aman. Salah satu program yang sekarang lagi buming yaitu sampah.
Sampah menjadi persoalan sexi yang terus saja dibicarakan dan seakan tidak ada habisnya.
Sampah setiap detik selalu membawa ancaman baik dari segi estetika maupun kesehatan serta kenyamanan. Fenomena yang timbul, Segencar apapun yang dilakukan pemerintah kota dan masyarakatnya dalam menanggulangi masalah sampah namun pada kenyataannya sampah tetap terlihat dan terdeteksi. Di jalan-jalan, perkantoran, sekolah, perumahan, pusat perbelanjaan dan rumah-rumah penduduk. Yang memiriskan, sungai dan lautan pun terjadi pencemaran.
Inipun menjadi masalah klasik.  Dan perlu diingat dan digaris bawahi sampah salah satu penyebab banjir, penyumbatan drainase.
Perkembangan volume sampah di kota Manado yang dilaporkan adalah tahun 2011 berjumlah 828.812 meter kubik, tahun 2012 meningkat 840.960 meter kubik, tahun 2013 menjadi 940.703 meter kubik dan tahun 2014 meningkat menjadi 980.865 meter kubik. Peningkatan volume sampah ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan penduduk Manado yang terus mengalami peningkatan dari tahun ketahun. Peningkatan sampah 300ton per hari di tahun 2016 akhirnya jadi persoalan krusial juga bagi pemerintah yang akhirnya lahan TPA semakin menipis. Bukan itu saja, ternyata ibukota provinsi ini juga dijadikan “TPA” bagi daerah lain seperti Bitung, Tomohon, Minut, serta Minahasa.
Meski demikian, saya perlu memberikan acungan jempol atas upaya pemerintah yang begitu gigih dalam upaya menjadikan Kota Manado kinclong. Bahkan sangking pedulinya sehingga persoalan sampah dijadikan persoalan bersama di sulawesi utara.
Disetiap kecamatan telah dibentuk tim khusus untuk kebersihan. Mengangkut sampah, membersihkan drainase, dan menyapu jalan. Ini merupakan langkah jitu pemerintah agar manado “Terbebas” dari sampah.
Apakah telah berhasil?” saya pastikan BELUM!!!
Bahkan hingga saat ini dengan adanya tim kebersihan kecamatan tidak merubah drastis kondisi kota manado dari sampah.
Pertanyaannya, bagaimana semua bisa teratasi?”
Jawabannya ternyata saya temukan saat mengikuti diskusi yang kebetulan ide saya dan teman saya selenggaran yaitu diskusi publik terkait persoalan sampah mengangkat tema “Lingkungan Bersih, Warga Sehat, Manado Cerdas”.
Langkah strategis yang dilakukan pemerintah adalah pembentukan tim kebersihan hingga dilingkungan. Perda sampah juga harus diberikan apresiasi. Sanksi moral bagi yang membuang sampah ???
 Yang utama adalah pengetahuan warga soal sampah dan kesadaran warga tentang membuang sampah.
Semuanya dimulai dari diri kita sendiri dan dari lingkungan. Yang akhirnya ketika semua dapat dilaksanakan saya yakin “Lingkungan Bersih, Warga Sehat, Manado Cerdas” dapat terwujud. PASTI!!!  

(suratman)