Iklan

February 2, 2014, 20:50 WIB
Last Updated 2014-02-03T04:50:46Z
Manado

Manado Alami Kerugian Besar

 Jurnal,Manado-Banjir yang menyebabkan hampir seluruh dataran
rendah terendam dan berdampak perekonomian dan kehidupan masyarakat terganggu. Kerusakan dan kerugian yang ditimbulkan sungguh luar biasa. Aset-aset publik, swasta, dan masyarakat tak terselamatkan.

Jutaan air meluap dari sungai Tondano, sungai Sawangan, sungai Sario, sungai Malalayang  sungai Bailang, dan dari selokan-selokan; banjir bandang mulai sekitar pukul 10.00 wita tiba di muara dan menggenangi wilayah kota Manado.

Perabotan rumah tangga, barang elektronik, baju, surat penting seperti ijazah dan surat nikah, kompor; peralatan makan dan minum,  kendaraan semuanya rusak dan tak terselamatkan. “Saya tak menduga banjir bisa naik 4 sampai 5 meter. Untung terjadi siang hari. Kalau malam hari, pasti banyak korban jiwa. Dua anak saya belum bisa ke sekolah, seragam dan perlengkapan sekolah hanyut dibawa banjir,” ujar ibu Asnah salah satu warga Kampung Merdeka.  

Pasca banjir dan longsor, aktivas perkantoran, sekolah, swasta dan masyarakat di daerah yang terdampak bencana tak berjalan normal.

Wilayah-wilayah yang dilalui banjir mengalami kerusakan parah. Rumah dan jalan dipenuhi lumpur dan sampah. Wilayah pemukiman dan jalan yang sebelumnya bersih dan apik tampak seperti tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Puing-puing bangunan, bambu, kayu dan perabotan yang hanyut menutupi jalan. Volume sampah yang diangkut setiap hari mencapai sekitar 1.500 ton.

“Ini banjir yang paling besar di kota Manado. Dulu tidak seperti ini. Bayangkan kantor Walikota, gedung DPR D  dan plein (lapangan) Sparta Tikala bisa tenggelam, “ ujar pak Herry.

Berdasarkan data yang dihimpun tanggal 27 Januari 2014, sebanyak 6 orang meninggal dunia, 742 rumah hanyut, 86348 jiwa dan 25101 KK terdampak banjir, 10433 rumah rusak akibat banjir ( 4789 rusak ringan, 1966 rusak sedang, dan 3688 rusak berat), 60 tempat ibadah rusak akibat banjir 27 Masjid, 29 Gereja dan 4 Klenteng); terdapat 110 jiiwa dan 20 KK terdampak bencana tanah longsor; 23 rumah rusak akibat longsor ( 10 rusak ringan, 5 rusak sedang, dan 8 rusak berat); dan 1 Gereja rusak berat akibat tanah longsor.

Data sementara kerusakan infrastruktur terdiri dari:a) 19 ruas jalan sepanjang 31,6 km rusak sedang; b) 5 unit jembatan rusak berat; c) saluran drainase sepanjang 3,8 km rusak berat; d) tanggul anak sungai sepanjang 1,6 km rusak berat; e) Sejumlah MCK, air bersih, sanitasi dan pipa PAM rusak berat; f) tanggul sungai Tondano sepanjang 6,2 km rusak berat; g) tanggul sungai Sario sepanjang 1 km rusak berat; h) tanggul sungai Sawangan sepanjang 1 km rusak berat; i) dan 3 Puskesmas rusak berat.

Gedung perkantoran seperti  Badan dan Bagian yang berkantor di lantai dasar kantor Walikota dengan ketinggian sekitar 2,5 sampai 3 meter. Bappeda, Dinas Tata Kota, Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo), BP2T, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Dinas Pemadam Kebakaran, Bagian Orpeg, Bagian Humas Protokol, Bagian Ekonomi, Bagian Pemerintahan, Bagian Perlengkapan, Bagian SDA, Bagian Pembangunan, dan Bagian Perkotaan,  adalah Dinas/Badan/Bagian yang berkantor di lantai dasar kantor Walikota yang terendam banjir dan lumpur.

Banjir dan lumpur juga menggenangi Dinas dan Badan di luar kantor Walikota seperti BLH, Sat Pol PP, kantor Camat, kantor Arsip dan Perpustakaan, gedung DPR D dan ratusan bangunan sekolah.(hms)