Jurnal,Jakarta - Kampanye
yang dilakukan para peserta pemilu 2014 tidak hanya dilakukan di dunia nyata,
namun kampanye juga ramai di dunia maya terutama sosial media (sosmed). Namun
kampanye di sosmed seperti Twitter paling sulit untuk dikontrol sehingga
terjadi serangan antar simpatisan.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menilai kampanye di sosmed paling sulit untuk dikontrol. Hal ini karena begitu bebasnya penggunaan sosmed, dan tidak semua menggunakan data pribadi asli.
"Sosmed itu memang susah kita kontrol, karena pemain di sana itu sebagian ada yang identitasnya bisa dipertanggungjawabkan. Tapi sebagian ada yang juga tidak bisa," kata Komisioner Bawaslu Nelson Simanjuntak kepada detikcom, Rabu (2/4/2014).
Bawaslu pun pesimis sebagian para peserta pemilu atau simpatisannya akan mematuhi aturan masa tenang menjelang pileg 9 April 2014 nanti. Hal ini karena adanya penggunaan sosmed yang sangat bebas.
"Kita berharap tiga hari nanti (masa tenang), tolonglah sampai pemungutan suaranya jangan merugikan peserta pemilu tertentu. Tapi itu kan banyak yang anonim," kata Nelson.
Seperti yang diketahui, beragam isu seputar pemilu beredar deras di dunia maya melalui Twitter maupun Facebook. Tak jarang sebagian dari isu tersebut berisi serangan-serangan yang menjatuhkan atau menghina peserta pemilu tertentu. Serangan biasanya dilakukan oleh akun-akun anonim.
Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) menilai kampanye di sosmed paling sulit untuk dikontrol. Hal ini karena begitu bebasnya penggunaan sosmed, dan tidak semua menggunakan data pribadi asli.
"Sosmed itu memang susah kita kontrol, karena pemain di sana itu sebagian ada yang identitasnya bisa dipertanggungjawabkan. Tapi sebagian ada yang juga tidak bisa," kata Komisioner Bawaslu Nelson Simanjuntak kepada detikcom, Rabu (2/4/2014).
Bawaslu pun pesimis sebagian para peserta pemilu atau simpatisannya akan mematuhi aturan masa tenang menjelang pileg 9 April 2014 nanti. Hal ini karena adanya penggunaan sosmed yang sangat bebas.
"Kita berharap tiga hari nanti (masa tenang), tolonglah sampai pemungutan suaranya jangan merugikan peserta pemilu tertentu. Tapi itu kan banyak yang anonim," kata Nelson.
Seperti yang diketahui, beragam isu seputar pemilu beredar deras di dunia maya melalui Twitter maupun Facebook. Tak jarang sebagian dari isu tersebut berisi serangan-serangan yang menjatuhkan atau menghina peserta pemilu tertentu. Serangan biasanya dilakukan oleh akun-akun anonim.