
![]() |
Wawali saat berdiskusi dengan Kaban Geologi |
Jurnal,Manado-Banjir bandang yang terjadi pada Januari lalu menyisahkan
duka yang mendalam bagi warga. Tak ayal, Pemerintah berupaya keras membangun
kembali serta membangkitkan geliat kota yang mengalami kerugian sebesar 1,871
triliun.
Data kerugian tersebut adalah gabungan laporan kerusakan semua
infrastruktur di Manado, mulai dari rumah penduduk, jalan, jembatan, drainase,
tanggul sungai, talud sungai, sarana publik seperti gedung sekolah, Puskesmas,
rumah ibadah hingga pasar tradisional.
Untuk memulihkan kembali kota manado, pemerintah tak henti-hentinya
melakukan terobosan.
Menurut Wakil Walikota, Harley Mangindaan bahwa pemerintah kota Manado
telah merumuskan beberapa konsep tentang penataan ruang berbasis bencana dan
semua itu sudah dalam Perda. Konsep water front city dapat menjadi sebuah
solusi mengelola salah satu titik rawan banjir yaitu bantaran sungai.
"Penerapan
konsep ini memiliki banyak manfaat selain sebagai upaya pencegahan dari dampak
banjir itu sendiri, dapat juga memberi nilai estetika, di mana biasanya daerah
sungai menjadi area tersembunyi (belakang permukiman) yang memungkinkan untuk
dijadikan tempat pembuangan akhir dan yang pasti tidak terawat," terang Wawali.
Sementara itu Kepala Badan Geologi, Dr Surono saat berdiskusi dengan Wawali
mengatakan membangun suatu daerah, faktor alam harus diperhatikan sebab alam
akan memberikan kontribusi. Terkait dengan penataan ruang menurutnya, ada
beberapa syarat penataan ruang berbasis bencana yang pertama ketahanan masyarakat.
Kedua penataan ruang saat ini lebih berbasis ekonomi, sebesarnya untuk
peningkatan PAD.Terkait dengan agenda membangkitkan lagi ekonomi dikota Manado
pasca bencana ada sinergitas yang baik dari pemerintah,masyarakat dan pelaku
usaha. Tugas pemerintah dan masyarakat adalah mengawal para pelaku usaha agar
menaati peraturan-peraturan yang telah diberlakukan.
(***)
(***)