
![]() |
Wawali saat meninjau wilayah yang dikeluhkan warga |
“Saya mendapat pesan singkat (SMS) keluhan dari warga tentang kondisi jalan ini,” ungkap Wawali.
Wawali pun meminta, Kepala Lingkungan dan Lurah setempat untuk saling berkoordinasi terkait setiap pendirian bangunan di wilayahnya. “Jangan sampai ada warga yang duluan mengeluhkan atau melaporkan masalah ini ke atasan. Ini memalukan,” tegas Wawali.
Kondisi jalan di seputaran taman Makam Pahlawan tersebut kerap membuat pengendara terganggu dan sempat membuat kecelakaan karena jalan menjadi licin ketika hujan, sementara jika hari panas, debu bertebangan.
Saat ini Manado akan memasuki tahapan penilaian pertama (P1) Adipura. Untuk itu Wawali mengimbau para Camat, Lurah dan Kepala-kepala Lingkungan untuk saling ikut menjaga lingkungannya. “Mari kita sama-sama menjaga lingkungan masing-masing untuk kepentingan bersama,” himbau Wawali.
Sementara itu, Lurah Kairagi Weru, Yusuf Gampomale yang turut hadir di lokasi mengakui bahwa pembangunan gedung tersebut memang belum berizin, karena masih sedang berproses di BP2T. Namun untuk masalah lumpur, sebenarnya bukan berasal dari wilayahnya.
Sedangkan Pengawas pembangunan bangunan, Alex mengaku akan menghentikan aktivitas pembangunan, hingga izin dipegang. “Nanti akan dihentikan dulu aktivitas.”
Kendati demikian, Alex juga mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pemadam kebakaran dan pemerintah kelurahan untuk menyelesaikan masalah lumpur yang meluber di jalan.
"Tanah yang dicutting rencananya akan dibuang di daerah reklamasi," ungkapnya.
Di tempat lain, pengamat perkotaan Leonardo mengatakan, cutting dan pembangunan yang dilakukan terkadang tidak memperhatikan lingkungan. “Ini jadi tugas pemerintah kota untuk menyelesaikannya,” ujarnya.
“Sebenarnya pembangunan itu bagus, tapi perubahan tata lingkungan perlu pemerintah tindak lanjuti dengan audit amdal. Jika tidak, masalah seperti bencana tanah longsor dan banjir bisa terjadi dengan mudah." (luq)