Jurnal,China - Masih ingat wanita bernama Ni Qiong asal
Kota Fuzhou, China, yang hendak menjual anaknya demi pengobatan sang suami?
Cerita harunya pekan lalu mengundang simpati publik Negeri Tirai Bambu. Lebih
dari tiga ribu orang memberi sumbangan. Mereka mendesak dia urung menjual
anaknya yang masih balita.
Dari sumbangan masif ini,
terkumpul uang 1,27 juta Yuan (setara Rp 2,5 miliar). Duit itu jauh melebihi
kebutuhan pengobatan sang suami, Zhou Guixing, yang 'cuma' senilai 170 ribu
Yuan atau Rp 200 juta.
Pasangan suami istri itu tidak
mau mengambil kelebihan duit sumbangan yang mereka terima. Selepas membayar
tagihan rumah sakit, Qiong dan Guixing sepakat mendermakan balik uang yang
mereka terima dari para donatur.
Yayasan sosial di Kota Fuzhou dan
Chongqing menerima 600 ribu Yuan (setara Rp 1,2 miliar). Sedangkan untuk Palang
Merah China. pasangan ini mendermakan 500 ribu Yuan Rp 1 miliar.
Kepada wartawan, Qiong bahkan
berpesan agar tak lagi menulis ceritanya yang sempat meratap di jalanan.
"Jangan lagi membikin orang mengirimi saya uang," tandasnya.
Guixing mengaku malu, istrinya
sampai menarik perhatian masyarakat sehingga mereka ramai-ramai mengirim
donasi. Untuk itu, dia cepat-cepat ingin mengirimkan uang tersebut kepada mereka
yang lebih membutuhkan.
"Uang donasi yang kami
terima diperoleh para dermawan itu lewat kerja keras. Kami tidak mau
menerimanya begitu saja," kata pria yang kini kondisi kesehatannya lebih
baik ini.
Qiong sampai hendak menjual anak
balita mereka, setelah pada pertengahan bulan ini sang suami jatuh di tempat
kerja. Buntu akal, akhirnya wanita itu pilih cara paling ekstrem demi melunasi
ongkos rumah sakit.
"Bos perusahaan tempat
suamiku bekerja kabur begitu saja setelah ada kecelakaan dan kami tidak
mempunyai uang untuk biaya pengobatan. Saya ingin menjual anak saya untuk
menyelamatkan suami saya," ujar Qiong saat itu.(mdk)