
Jurnal,Manado- Wakil Ketua MPR-RI, E.E Mangindaan hadir dalam perayaan Ibadah Pranatal yang digelar oleh Forum Komunikasi Nusa Utara (FK Nustar) di Graha bumi Beringin Manado, Jumat (19/12/2014).
E.E Mangindaan, pada masa menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Utara Periode 1995-2000 lalu, diberi gelar adat 'Hiabe Mamenongkati' yang berarti Bintang Biduk dari Timur.
Dalam Sambutan Natal, Mangindaan memuji tekad dan keberanian para Nelayan Nusa Utara (Nustar) yang dilihat sebagai pelaut pejuang.
" Walaupun diterpa ombak dan gelombang deras, namun tak pantang meyerah terus berjuang untuk mengais rejeki ditengah samudra luas walaupun hanya sendirian, Itulah karakter nelayan nusa utara," Ujar Mangindaan.
Ini juga menjadi alasan Mangindaan untuk terus berupaya meningkatkan kesejahteraan dari warga Nustar yang telah dianggap sebagai saudara sendiri. Bukti konkritnya saat menjabat Ketua Komisi II DPR-RI Mangindaan berhasil meloloskan Sitaro menjadi daerah otonom baru, kini daerah tersebut telah berhasil keluar dari ketertinggalan.
Demikian pula ketika menjadi Menpan tak sedikit pegawai honor daerah yang berhasil diangkat menjadi PNS, begitu pula sebagai Menteri Perhubungan bantuan pembangunan dermaga, bandara Miangas, dan bandara Pihise di Sitaro kini sementara dalam pengerjaan, serta bantuan kapal laut bagi warga Nustar telah dilakukannya.
Walaupun demikian, upaya-upaya memajukan warga Nustar menurut Mangindaan dirasakan masih terlalu sedikit. Untuk itu, Mangindaan meminta bantuan doa restu dari seluruh warga Nustar agar tahun depan dirinya dapat memperjuangkan Nusa Utara bisa menjadi Provinsi.
Sebelumnya Wakil Gubernur Dr Djouhari Kansil MPd yang juga selaku Ketua UM FK Nustar mengungkapkan kehadiran forum ini sebagai wadah berkumpulnya rukun-rukun di tiga kabupaten kepulauan seperti Mukad, Iksad, Kompak, Bamukis, Ikis serta rukun-rukun lainnya.
Salah satu tujuan dari Forum tersebut dikatakan Kansil adalah untuk mengadvokasi para pekerja marjinal yang ada di daerah ini untuk diberikan berbagai pelatihan sehingga kedepan mereka bisa bersaing dengan tenaga kerja lainnya, terutama dalam menghadapi pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Tahun 2015 mendatang.
Ibadah Natal dipimpin Wakil Ketua II Sinode GMIST Pdt Ambrosius Makasar MTh, sedangkan firman Tuhan disampaikan lewat cerita frakmen kehidupan keluarga nelayan nusa utara, serta Vocal Grup talita pimpinan Ny Mieke kansil Tatengkeng, serta sumbangan suara emas dari istri Wawali yang juga berdarah Nusa Utara Ny.Seyla Kudati. Serta penampilan dari musik bambu yang diakhiri dengan tarian empat wayer dan masamper. (luq)
E.E Mangindaan, pada masa menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Utara Periode 1995-2000 lalu, diberi gelar adat 'Hiabe Mamenongkati' yang berarti Bintang Biduk dari Timur.
Dalam Sambutan Natal, Mangindaan memuji tekad dan keberanian para Nelayan Nusa Utara (Nustar) yang dilihat sebagai pelaut pejuang.
" Walaupun diterpa ombak dan gelombang deras, namun tak pantang meyerah terus berjuang untuk mengais rejeki ditengah samudra luas walaupun hanya sendirian, Itulah karakter nelayan nusa utara," Ujar Mangindaan.
Ini juga menjadi alasan Mangindaan untuk terus berupaya meningkatkan kesejahteraan dari warga Nustar yang telah dianggap sebagai saudara sendiri. Bukti konkritnya saat menjabat Ketua Komisi II DPR-RI Mangindaan berhasil meloloskan Sitaro menjadi daerah otonom baru, kini daerah tersebut telah berhasil keluar dari ketertinggalan.
Demikian pula ketika menjadi Menpan tak sedikit pegawai honor daerah yang berhasil diangkat menjadi PNS, begitu pula sebagai Menteri Perhubungan bantuan pembangunan dermaga, bandara Miangas, dan bandara Pihise di Sitaro kini sementara dalam pengerjaan, serta bantuan kapal laut bagi warga Nustar telah dilakukannya.
Walaupun demikian, upaya-upaya memajukan warga Nustar menurut Mangindaan dirasakan masih terlalu sedikit. Untuk itu, Mangindaan meminta bantuan doa restu dari seluruh warga Nustar agar tahun depan dirinya dapat memperjuangkan Nusa Utara bisa menjadi Provinsi.
Sebelumnya Wakil Gubernur Dr Djouhari Kansil MPd yang juga selaku Ketua UM FK Nustar mengungkapkan kehadiran forum ini sebagai wadah berkumpulnya rukun-rukun di tiga kabupaten kepulauan seperti Mukad, Iksad, Kompak, Bamukis, Ikis serta rukun-rukun lainnya.
Salah satu tujuan dari Forum tersebut dikatakan Kansil adalah untuk mengadvokasi para pekerja marjinal yang ada di daerah ini untuk diberikan berbagai pelatihan sehingga kedepan mereka bisa bersaing dengan tenaga kerja lainnya, terutama dalam menghadapi pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) Tahun 2015 mendatang.
Ibadah Natal dipimpin Wakil Ketua II Sinode GMIST Pdt Ambrosius Makasar MTh, sedangkan firman Tuhan disampaikan lewat cerita frakmen kehidupan keluarga nelayan nusa utara, serta Vocal Grup talita pimpinan Ny Mieke kansil Tatengkeng, serta sumbangan suara emas dari istri Wawali yang juga berdarah Nusa Utara Ny.Seyla Kudati. Serta penampilan dari musik bambu yang diakhiri dengan tarian empat wayer dan masamper. (luq)