Iklan

January 29, 2015, 07:35 WIB
Last Updated 2021-01-21T11:51:27Z
Lipsus

Berantas Demam Berdarah Walikota Canangkan Hari Anti DBD

Pencanangan Hari Anti DBD
Jurnal,Manado- Belakangan ini kasus demam berdarah dengue (DBD) terus menghantui keselamatan jiwa warga Sulut, tak terkecuali Manado. 

Dilaporkan 3 nyawa melayang akibat penyakit yang bersumber dari gigitan nyamuk jenis Aedes Aegypti 

membuat Wali Kota Manado, GS Vicky Lumentut mengambil langkah cepat dengan menginstruksikan kepada jajaran Pemkot Manado mencegah menyebaran virus DBD ini.

Bahkan malam ini (Kamis 29/01/2015), GSVL di sela-sela pembukaan Gebyar Pesta Adat Tulude Warga 

Walikota saat melihat alat penyemprot buatan jerman 
Nusa Utara yang dipusatkan di Taman Berkat, Boulevard, GSVL sapaan akrab Wali Kota langsung mencanangkan Hari Anti DBD untuk Kota Manado.

“Saya baca di Koran tadi saat turun dari pesawat dari Jakarta, di Jawa Timur malah sudah dikategorikan KLB (Kejadian Luar Biasa). 

Untuk kota Manado baru menjurus kesana. Sudah ada 3 yang meninggal tapi saya tidak tahu apakah itu warga Manado atau bukan.’’ jelas GSVL.


Inisiatif GSVL mencanangkan Hari Anti DBD tanggal 29 Januari ini ada beberapa alasan. Setelah dikaji hingga memasuki lima tahun ini, 

Dinas Kesehatan melakukan pembersihan dan fogging usai pencanangan
menurut GSVL, wabah DBD ini seakan menjadi siklus setiap tahun di bulan Desember hingga Januari. 

“Jadi seoalah sudah menjadi tren setiap tahun. Untuk itu mulai hari ini ayoo kita canangkan Hari Anti DBD,’’ ajaknya.

Pencanangan Hari Anti DBD ini dijelaskan GSVL, tidak hanya bersifat melakukan fogging. Tetapi bagaimana harus menggalakan 3 M (Menguras, Menutup dan Mengubur).

“Fogging tidak fundamental. Hanya diluar-luar saja. Tapi bagaimana harus menggalakan 3 M. Menguras tempat-tempat air, menutup dan mengubur barang-barang bekas yang bisa menjadi tempat bersarang jentik-jentik nyamuk,’’ ujar GSVL.

Sebelum Pencanangan Walikota Hadiri Acara Tulude bersama warga nustar
Tak hanya sekadar pencanangan. Namun mempertegas Hari Anti DBD ini, GSVL bersama Kaban Bappeda, Bartje Assa sudah menyiapkan alat fogging seharga Rp25 juta per unit yang akan ditempatkan di semua kecamatan. 

“Per kecamatan saya akan siapkan satu unit. Alatnya saya sudah cek. Yang bagus punya, buatan Jerman,’’ pungkasnya.

Sekadar diketahui, berdasarkan laporan masuk ke Wali Kota, beberapa lokasi di wilayah Manado yang sudah terjadi DBD selang Januari ini, misalnya di Kecamatan Wenang terjadi 7 kasus. Semuanya langsung ditindaklanjuti di Puskesmas Wenang dan telah dilakukan fogging. Di Kelurahaan Paal Dua juga langsung mendapat perawatan di Puskesmas Ranomuut.


Sementara dari Bunaken dilaporkan sampai saat ini beberapa masyarakat masih dirawat di RS dan di kelurahan Pandu, satu anak meninggal. Saat ini sedang dilaksanakan penyemprotan oleh puskesmas. Pun di Kelurahan Sario Lingkungan III, seorang balita usia 2 tahun dilaporkan ikut terkena DBD.(luq)