Iklan

January 9, 2015, 12:49 WIB
Last Updated 2015-01-09T20:50:20Z
ManadoUtama

Tindaki perdagangan satwa Ilegal, Walikota akan keluarkan Perwako



Walikota Manado GSVL & Dubes AS untuk Indonesia Robert O.Blake Jr
Jurnal,Manado- Walikota Manado Dr. GS Vicky Lumentut sejak Rabu (7/01/2015) mendampingi Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Robert O. Blake Jr, bersama Konsul Jenderal (Konjen) AS, Joaquin Monserrate dan rombongan melakukan beberapa kunjungan di Sulawesi Utara (Sulut) diantaranya ke Tangkoko, dan malamnya melakukan pertemuan dengan Gubernur Sulut SH. Sarundajang dilanjutkan dengan menghadiri undangan Bupati.

Jumat (9/01/2014) pagi tadi Walikota bersama Ibu Paula Lumentut didampingi Sekretaris Daerah Kota Manado Ir. MHF Sendoh dan beberapa Kepala Dinas lainnya lanjut dengan memperkenalkan para tamu akan makanan khas Manado ‘Tinutuan’ di kawasan kuliner jalan Wakeke, dilanjutkan meninjau Taman Lindung Binatang Langka di ‘Tasik Oki’  Kema satu, dan seterusnya ke Pulau Alungbanua yang berada di Kecamatan Bunaken.

Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam kunjungan ke tempat-tempat  tersebut adalah meninjau bagaimana pengelola Taman Lindung melakukan pengawasan dan perlindungan terhadap Satwa Liar yang diketahui telah diperjual belikan secara illegal oleh oknum-oknum yang  tidak bertanggung jawab.  

Dalam kesempatan kunjungan di Tasik Oki, Walikota GS Vicky Lumentut mengaku merasa diberi pencerahan oleh Dubes Robert Blake tentang bagaimana pentingnya kerjasama antara pemerintah dengan pihak pengelola mengawasi serta melakukan tindakan perlindungan terhadap satwa liar dan langka ini.

 “Di tasik oki saya diberi pencerahan oleh pak Dubes dan Konjen terkait pentingnya pemerintah bekerjasama dalam rangka melindungi perusakan lingkungan, dan pencurian dan perdagangan satwa liar,” ungkap GSVL.

“Menurut Konjen, praktek perdagangan satwa liar sangat dilarang oleh Presiden Obama, karena spesis ini bisa punah,” terang GSVL mengutip apa yang diterangkan oleh Dubes Blake.

Untuk itu, GSVL menyatakan dirinya selaku pemerintah juga akan membicarakan hal ini dengan  DPRD, agar dapat membantu program dunia, sebab menurut keterangan Walikota GSVL, setelah Brasil, Indonesia adalah negara kedua terbesar yang terdapat satwa liar, akan tetapi mulai berkurang akibat perdagangan satwa liar secara illegal.

“Saya akan berbicara dengan DPRD untuk membuat sebuah peraturan semacam Perda, tapi sebelumya akan saya awali dengan menerbitkan Perwako. Isi perwako ini tidak lain adalah tidak mengijinkan adanya perdagangan satwa liar di pasar tradisional di Manado untuk dikonsumsi, termasuk Penyu, Monyet dan Orangutan,” terang Walikota.

Dari keterangan Walikota GSVL dalam Konfrensi Pers yang berlangsung di Hotel Grand Luley, Tongkaina, diketahui juga bahwa Manado menjadi pintu masuk keluarnya transaksi hewan liar. “Tadi malam (kamis malam, 8/01-red), ditemukan praktek perdagangan satwa liar terjadi di Pelabuhan dan nilai transaksinya ternyata sangat besar. Manado ternyata jadi pintu masuk sekaligus pintu keluar satwa-satwa dari Maluku dan Papua,” ungkap GSVL.

Menindaki kejadian tersebut, GSVL menyatakan akan berkoordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), agar supaya ada oknum-oknum intelejen yang mengawasi pergerakan di pelabuhan Manado dan di Bandara, untuk memastikan Manado tidak menjadi tempat perdagangan ilegal satwa liar. “Ini adalah bentuk respon kami untuk memenuhi permintaan pak Dubes dan Konjen.”

Sedangkan kunjungan ke Pulau Alungbanua Bunaken, Walikota bersama rombongan Duta Besar AS melakukan penanaman ‘pohon Kehidupan’ yakni pohon Sirsak dengan harapan ketika berkunjung lagi, buahnya sudah bisa dipanen. Di Pulau Alungbanua, Walikota dan rombongan dari Kedubes AS juga sempat melakukan Ibadah bersama dengan jemaat dan berbaur dengan masyarakat yang ada di Kepulauan. 

Sementara itu, dalam kesempatannya Konsulat Jenderal AS, Mr.Joaquin Monserrate menyampaikan maksud dan tujuan dari Dubes dan Konjen AS ke Sulut. Kunjungan ini kata Monserrate adalah untuk membantu Indonesia khususnya Manado agar dapat melakukan perlindungan secara dini terhadap perdagangan-perdagangan Ilegal. 

“Sulawesi Utara dikenal sudah lama menjadi propinsi yang sangat penting bagi Indonesia karena sangat kaya dengan satwanya. Karena itu kami bermaksud untuk membantu terhadap perlindungan satwa-satwa ini agar jangan sampai dijual belikan oleh mereka yang tidak sadar akan kekayaan alam di tempat sendiri,” tutur Monserrate dengan Bahasa Indonesia yang sangat baik.

Selain tentang perlindungan terhadap satwa liar, beberapa kerjasama yang juga sementara ini sudah dibicarakan adalah tentang pemberian kesempatan kepada para pelajar yang berprestasi untuk bisa mengenyam pendidikan di Amerika.

Diakhir Konfrensi Pers, Konsulat Jenderal AS, Mr. Joaquin Monserrate berterima kasih atas perhatian dari Pemerintah Kota Manado, Gubernur dan Wakil Gubernur karena mereka sudah beberapa kali mengunjungi Sulawesi Utara, Manado dan selalu mendapat sambutan yang baik oleh pemerintah maupun masyarakatnya.  

“Saya sangat berterima kasih kepada seluruh masyarakat Sulawesi Utara, Bapak Gubernur, wakil Gubernur dan Bapak Walikota Manado Vicky Lumentut beserta Ibu Paula juga kepada masyarakat di Sulawesi Utara khususnya di Kota Manado, kami telah diterima dengan baik dan sangat ramah,” ucap Monserrate mengakhiri pembicaraan.



Kegiatan hari ini bersama Rombongan Dubes AS dan Konjen diakhiri dengan berfoto bersama para Wartawan dan dilanjutkan dengan makan malam di Restoran Big Fish. (luq)