Walikota Manado GSVL & Dubes AS untuk Indonesia Robert O.Blake Jr |
Jurnal,Manado- Walikota Manado Dr. GS Vicky Lumentut sejak
Rabu (7/01/2015) mendampingi Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Robert O. Blake Jr, bersama Konsul Jenderal (Konjen) AS, Joaquin Monserrate dan rombongan melakukan
beberapa kunjungan di Sulawesi Utara (Sulut)
diantaranya ke Tangkoko, dan malamnya melakukan pertemuan dengan Gubernur Sulut
SH. Sarundajang dilanjutkan dengan menghadiri undangan Bupati.
Jumat (9/01/2014) pagi tadi Walikota
bersama Ibu Paula Lumentut didampingi Sekretaris Daerah Kota Manado Ir. MHF
Sendoh dan beberapa Kepala Dinas lainnya lanjut dengan memperkenalkan para tamu
akan makanan khas Manado ‘Tinutuan’ di kawasan kuliner jalan Wakeke, dilanjutkan
meninjau Taman Lindung Binatang Langka di ‘Tasik Oki’ Kema satu, dan seterusnya ke Pulau Alungbanua yang
berada di Kecamatan Bunaken.
Beberapa kegiatan yang dilakukan
dalam kunjungan ke tempat-tempat tersebut adalah meninjau bagaimana pengelola
Taman Lindung melakukan pengawasan dan perlindungan terhadap Satwa Liar yang diketahui
telah diperjual belikan secara illegal oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Dalam kesempatan kunjungan di Tasik
Oki, Walikota GS Vicky Lumentut mengaku merasa diberi pencerahan oleh Dubes
Robert Blake tentang bagaimana pentingnya kerjasama antara pemerintah dengan
pihak pengelola mengawasi serta melakukan tindakan perlindungan terhadap satwa
liar dan langka ini.
“Di tasik oki saya diberi pencerahan oleh pak Dubes dan Konjen terkait
pentingnya pemerintah bekerjasama dalam rangka melindungi perusakan lingkungan,
dan pencurian dan perdagangan satwa liar,” ungkap GSVL.
“Menurut Konjen, praktek perdagangan satwa liar sangat dilarang oleh Presiden Obama, karena spesis ini bisa punah,” terang GSVL mengutip apa yang diterangkan oleh Dubes Blake.
“Menurut Konjen, praktek perdagangan satwa liar sangat dilarang oleh Presiden Obama, karena spesis ini bisa punah,” terang GSVL mengutip apa yang diterangkan oleh Dubes Blake.
Untuk itu, GSVL menyatakan dirinya selaku pemerintah juga akan membicarakan hal ini dengan DPRD, agar dapat membantu program dunia, sebab menurut keterangan Walikota GSVL, setelah Brasil, Indonesia adalah negara kedua terbesar yang terdapat satwa liar, akan tetapi mulai berkurang akibat perdagangan satwa liar secara illegal.
“Saya akan berbicara dengan DPRD untuk membuat sebuah peraturan semacam Perda, tapi sebelumya akan saya awali dengan menerbitkan Perwako. Isi perwako ini tidak lain adalah tidak mengijinkan adanya perdagangan satwa liar di pasar tradisional di Manado untuk dikonsumsi, termasuk Penyu, Monyet dan Orangutan,” terang Walikota.
Dari keterangan Walikota GSVL dalam Konfrensi Pers yang berlangsung di Hotel Grand Luley, Tongkaina, diketahui juga bahwa Manado menjadi pintu masuk keluarnya transaksi hewan liar. “Tadi malam (kamis malam, 8/01-red), ditemukan praktek perdagangan satwa liar terjadi di Pelabuhan dan nilai transaksinya ternyata sangat besar. Manado ternyata jadi pintu masuk sekaligus pintu keluar satwa-satwa dari Maluku dan Papua,” ungkap GSVL.
Menindaki kejadian tersebut, GSVL
menyatakan akan berkoordinasi dengan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda),
agar supaya ada oknum-oknum intelejen yang mengawasi pergerakan di pelabuhan Manado
dan di Bandara, untuk memastikan Manado tidak menjadi tempat perdagangan ilegal
satwa liar. “Ini adalah bentuk respon kami untuk memenuhi permintaan pak Dubes
dan Konjen.”
Sedangkan kunjungan ke Pulau
Alungbanua Bunaken, Walikota bersama rombongan Duta Besar AS melakukan
penanaman ‘pohon Kehidupan’ yakni pohon Sirsak dengan harapan ketika berkunjung
lagi, buahnya sudah bisa dipanen. Di Pulau Alungbanua, Walikota dan rombongan
dari Kedubes AS juga sempat melakukan Ibadah bersama dengan jemaat dan berbaur
dengan masyarakat yang ada di Kepulauan.
Sementara itu, dalam
kesempatannya Konsulat Jenderal AS, Mr.Joaquin Monserrate menyampaikan maksud
dan tujuan dari Dubes dan Konjen AS ke Sulut. Kunjungan ini kata Monserrate
adalah untuk membantu Indonesia khususnya Manado agar dapat melakukan
perlindungan secara dini terhadap perdagangan-perdagangan Ilegal.
“Sulawesi Utara dikenal sudah
lama menjadi propinsi yang sangat penting bagi Indonesia karena sangat kaya
dengan satwanya. Karena itu kami bermaksud untuk membantu terhadap perlindungan
satwa-satwa ini agar jangan sampai dijual belikan oleh mereka yang tidak sadar
akan kekayaan alam di tempat sendiri,” tutur Monserrate dengan Bahasa Indonesia
yang sangat baik.
Selain tentang perlindungan terhadap
satwa liar, beberapa kerjasama yang juga sementara ini sudah dibicarakan adalah
tentang pemberian kesempatan kepada para pelajar yang berprestasi untuk bisa
mengenyam pendidikan di Amerika.
Diakhir Konfrensi Pers, Konsulat
Jenderal AS, Mr. Joaquin Monserrate berterima kasih atas perhatian dari
Pemerintah Kota Manado, Gubernur dan Wakil Gubernur karena mereka sudah beberapa
kali mengunjungi Sulawesi Utara, Manado dan selalu mendapat sambutan yang baik
oleh pemerintah maupun masyarakatnya.
“Saya sangat berterima kasih
kepada seluruh masyarakat Sulawesi Utara, Bapak Gubernur, wakil Gubernur dan
Bapak Walikota Manado Vicky Lumentut beserta Ibu Paula juga kepada masyarakat di
Sulawesi Utara khususnya di Kota Manado, kami telah diterima dengan baik dan
sangat ramah,” ucap Monserrate mengakhiri pembicaraan.
Kegiatan hari ini bersama
Rombongan Dubes AS dan Konjen diakhiri dengan berfoto bersama para Wartawan dan
dilanjutkan dengan makan malam di Restoran Big Fish. (luq)