Jurnal,Jakarta - Industri
otomotif Indonesia memang tiap tahun terus mengalami kemajuan.
Namun sayangnya
perkembangan dunia otomotif terlebih dari segi pangsa pasarnya tidak disertai
dengan kemajuan kemandirian bangsa Indonesia dalam mengembangkan mobil
nasional.
Masyarakat Indonesia sudah
terlanjur terlena dan dimanjakan komoditas otomotif dari luar negeri terutama
roda empat. Bahkan beberapa rintisan mobil nasional atau mobnas harus layu
sebelum berkembang, sebut saja Kancil, Tawon, Esemka, Timor, dan lain
sebagainya.
Mobil nasional Timor boleh
dibilang menjadi salah satu mobil nasional paling terkenal di Indonesia karena
berhasil diproduksi secara masal meski proyek ini harus terhenti akibat
serangan krisis moneter tahun 1998.
Mobnas keluaran PT Timor Putra
Nasional milik putra almarhum presiden kedua, Soeharto, Hutomo Mandala Putra
hadir di pasaran dengan seri Timor S515 yang berbasis pada model mobil bikinan
Korea Selatan, Kia Sephia 1995.
Timor (Teknologi Industri Mobil
Rakyat) bermula saat dikeluarkannya Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1996, yang
menginstruksikan Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Menteri Negara
Penggerak Dana Investasi/Ketua Badan Koordinasi Penanaman modal dan Menteri
Keuangan agar secepatnya mewujudkan industri mobil nasional.
Lalu, kemudian dikeluarkanlah
Inpres Nomor 2 Tahun 1996 yang isinya menunjuk PT Timor Putra Nasional (TPN)
sebagai pihak yang menjadi pioner pengembangan mobil nasional. Karena jadi
pioner mobil nasional, maka TPN mendapat berbagai kemudahan dari pemerintah
seperti bebas bea masuk, serta pajak-pajak lainnya. Asalkan TPN menggunakan
komponen lokal 20 persen pada tahun pertama, 40 persen di tahun kedua, serta 60
persen pada tahun berikutnya.
Sebelum Timor diberikan hak
sebagai pionir mobil nasional, Indonesia sebelumnya telah memiliki mobil buatan
asli Indonesia, dimana mesin, bodi dan perakitan oleh Indonesia, yakni Toyota
Corolla. Pada tahun 1996, Indonesia dengan diketuai oleh Menristek kala itu, BJ
Habibie juga telah membuat mobil dengan mesin berkapasitas 1200 cc. Namun
proyek yang diberi nama Maleo itu tidak dilanjutkan karena pendanaannya
tersedot oleh proyek mobil Timor.(mdk)