Iklan

February 10, 2015, 12:41 WIB
Last Updated 2015-02-10T20:41:44Z
Manado

Wawali : Warga Rutan Lapas, Orang Kuat yang telah Teruji

Jurnal,Manado- Wawali Manado Dr Harley Mangindaan mendapat undangan resmi dari Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Hukum dan HAM Adi Dahref Rafield. Pertemuan Selasa (10/02/2015) di ruang kerja Adi, mengupas berbagai persoalan mulai dari keimigrasian, aset kementerian hukum dan HAM di Manado, serta rencana program pemberdayaan dan pelatihan Sumber Daya Manusia (SDM) khususnya warga binaan Rutan dan Lapas di Manado.

"Kami tidak bisa apa-apa juga kalau tidak ada bantuan Pemkot yang didalamnya adalah warga Manado," ungkap Ady.

Dijelaskannya, ada sekitar 15 unit pelaksana teknis yang mengawal dan membina warga binaan 2115 dan yang terbanyak di Lapas Tuminting dan Rutan Malendeng.

"Kami ingin mengubah stigma di masyarakat karena seolah-olah mereka penjahat. Padahal, itu mungkin khilaf diluar kesadaran sehingga kami inginkan ada ruang resmi pelatihan untuk warga binaan agar bisa menciptakan lapangan kerja secara mandiri," ungkap Kakanwil Hukum dan HAM Sulut ini.

Sementara itu Wawali menyatakan, untuk warga binaan Rutan apa yang bisa dibantu Pemkot dan kedepan mari kita berSinergi. Ai sapaan Wawali melihat, warga rutan dan lapas adalah yang paling kuat, mereka telah teruji.

"Soal pemberdayaan masyarakat memang fasilitas belum ada. Tapi mimpi saya Manado punya SDM yang bisa bersaing terlebih bagi warga binaan itu yang nantinya berbaur kembali dengan masyarakat. Mereka punya potensi, melalui kerajinan warga binaan lapas dan rutan bisa jadi souvenir, tapi dilihat dari sisi legalitas mereka harus ada koperasi. Ini tujuannya agar mereka bisa fokus dalam pembenahan hidup dan ekonomi. Harus ada balai latihan ketrampilan," ungkap Wawali.

Mereka juga bisa berdayakan bahan yang tidak terpakai tapi diolah kembali untuk souvenir yang memiliki nilai ekonomi yang secara otomatis bisa jadi modal mereka.

"Saya juga mengusulkan agar di kedatangan wisatawan mancanegara di Bandara Internasional Sam Ratulangi ada penerjemah bahasa bagi turis. Karena persoalan yang ada dimana ketika wisatawan butuh penerjemah di bandara, tidak ada, seperti kedatangan turis dari RRT kemarin," pesan Ai kepada Kakanwil.

Sementara untuk menyatukan dan sinergitaskan program, Wawali meminta Pemkot Manado dan Kementerian Hukum dan HAM Sulut bisa duduk bersama dalam forum koordinasi.

"Saya tunggu surat dari Kakanwil agar bisa ditindaklanjuti dengan rakor bersama Walikota Manado," kunci Wawali yang saat itu didamingi istri Seyla Kudati, sedangkan Kakanwil Kementerian Hukum dan HAM Sulut didampingi seluruh devisi jajaranya. (am3l)