Iklan

March 31, 2015, 11:38 WIB
Last Updated 2015-03-31T18:38:57Z
Manado

FPN, Ormas & LSM Tolak ISIS, Abdul Gani : ISIS Bukanlah Mujahid

Jurnal,Manado- Demi mewujudkan adanya keamanan ditengah masyarakat Sulawesi Utara (Sulut), terutama menghindari munculnya tindakan radikalisme semacam Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) di Sulut, pengurus Forum Peduli Nusantara (FPN) menggelar dialog publik, Selasa (31/3/15) bertempat di Hotel Formosa Manado.

Kegiatan ini menghadirkan, KH Wahab Abdul Gafur (Ketua MUI Sulut), Delmus Puneri Salim (Dosen IAIN Manado) dan Kasdim 1309 Manado, Ikomang Suarsa sebagai narasumber. 
Koordinator FPN Sulut, Amas Mahmud menuturkan bahwa kegiatan yang dilakukan dengan tema ''Jangan Ada ISIS di Sulawesi Utara'' itu bermaksud menangkal masuknya gerakan radikalisme seperti ISIS yang mengusik persatuan dan kesatuan ditengah masyarakat. 

''Perlu masyarakat Sulut diberikan pemahaman terkait dampak ISIS yang membahayakan keutuhan NKRI, kita warga yang toleran dan menjunjung tinggi nilai-nilai kebersamaan di Sulut jangan dinodai dengan munculnya gerakan ISIS. Sehingga itu kiranya kami FPN Sulut berinsiatif melakukan dialog publik sekaligus mendeklarasikan bahwa Ormas, LSM dan aktivis mahasiswa di Sulut menolak dengan tegas masuknya ISIS di daerah ini,'' ujar Amas yang juga alumnus FISPOL Unsrat Manado ini. 

Sementara itu, Delmus Puneri Salim selaku pembicara pertama menyentil tentang instrumen perluasan gerakan ISIS mengambil Media Sosial (internet, Twitter, dan Facebook) sebagai sarana kampanye. Menurut Delmus, warga Sulut tidak harus diusik dengan masuknya pemahaman yang membawa dampak disintegrasi sosial.

Dengan demikian, tokoh agama, masyarakat dan pemerintah harus sama-sama membantu TNI, Polri dan para intelijen dalam mengantisipasi masuknya ISIS di Sulut. Bentuk sosialisasi menangkal ISIS bisa dilakukan lewat Khutbah Jumat atau ceraham di Masjid, kalau ini dilakukan saya kira semua kita akan aman,'' tegas pengajar IAIN Manado itu. 

Begitupun ditambahkan KH Wahab Abdul Gani yang menjelaskan kalau ISIS ingin mendirikan negara Islam atau Khilafah al-Islamiyah. Konflik yang terjadi di Timure Tengah juga membawa dampak global terhadap pergerakan perekonomian Nasional, MUI telah mengambil langkah tegas mengeluarkan fatwa apa yang dilakukan ISIS bukanlah jihad. 

"Tentara Nasional Afganistan yang dibantu AS, belum mampu mengalahkan tentara Muzahidin di Afganistan, ini juga peristiwa penting yang harus kita telaah hingga bagaimana munculnya ISIS. Seperti itupun, organisasi Islam juga dibenci ISIS dengan tuduhan kafir. Sementara dalam pandangan Islam, misalkan dari MUI, diharamkan orang mengkafirkan. Ulama Indonesia menyepakati bahwa mereka yang berjuang di jalan ISIS bukanlah mujahid, bukan mati sahid tapi mati konyol,'' kata Abdul Gani. 

Penegasan juga disampaikan Kasdim Ikomang Suarsa (Perwakilan Dandim 1309 Manado) yang menilai kinerja badan Intelijen makin berat dengan adanya ISIS. Dia juga mengatakan konflik Poso menjadi bagian penting dalam pergerakan ISIS yang harus diantisipasi di Sulut. 

"Kerja intelijen harus diperkuat. Poso itu merupakan luka lama, sehingga kegiatan bela Negara juga perlu dilakukan secara massif. Iya memang, sasaran empuk ISIS dalam proses perekrutan kader adalah pada anak-anak sekolah atau generasi muda,'' tukas Kasdim.

Untuk diketahui, kegiatan ini dihadiri puluhan pimpinan Ormas, LSM, jurnalis, dan aktivis mahasiswa. Terlihat Brigade Masjid, Brigade Manguni Manado, HMI Cabang Manado, GMKI Cabang Manado, PMKRI Cabang Manado, Senat mahasiswa, KAMMI Sulut dan sejumlah aktivis lainnya. (am3l)