
Jurnal,Jakarta - Insiden penyerangan saat idul fitri dan pembakaran musala
di Tolikara, Papua disesalkan. Insiden itu mencoreng semangat kerukunan
antarumat beragama.
"Insiden Tolikara harus merupakan kejadian
terakhir semacam itu sebab persatuan bangsa yang ditopang antara lain oleh
kerukunan hidup antarumat beragama merupakan modal penting bagi tetap
terpeliharanya stabilitas nasional," kata Ketua DPD Irman Gusman, Sabtu
(18/7/2015).
Menurut Irman, untuk mencegah kejadian serupa di
masa depan, aparat penegak hukum di seluruh Tanah Air harus meningkatkan
kewaspadaan terhadap semua potensi gangguan keamanan yang dapat merusak
persatuan bangsa.
"Semua pelaku serta pihak manapun yang
terlibat dalam insiden Tolikara harus diproses secara hukum agar kejadian
serupa tidak akan terulang lagi baik di Papua maupun di bagian lain dari negeri
kita," tambah dia.
"Para tokoh lintas agama perlu lebih
meningkatkan dialog dengan masyarakat dalam memberikan pemahaman tentang
kondisi puralitas bangsa serta perlunya solidaritas di antara berbagai kelompok
masyarakat yang beragam ini sebagai modal utama dalam menjaga kerukunan dan
persatuan bangsa," urai Irman lagi.
Irman menjelaskan, keragaman adalah kekuatan
Republik Indonesia sejak diproklamirkan, bahkan jauh sebelum itu di mana tokoh-tokoh
dari berbagai daerah di Tanah Air membulatkan tekad untuk membangun negara ini
seperti yang dilakukan dalam Sumpah Pemuda 28 Okober 1928.
"Bagi kaum Muslimin yang masih berada dalam
suasana Idul Fitri kita mengimbau agar menunjukkan sikap kedewasaan dan
keteladanan dalam menjaga keutuhan bangsa, sebab Idul Fitri membawa kita lebih
dekat kepada Sang Khalik dan dengan rahmatNya pulalalah negara dan bangsa ini
tetap terjaga keutuhannya selama ini," tegas dia.(dtc)