Jurnal,Gorontalo - Gubernur Gorontalo Rusli Habibie mengatakan
bahwa infrastruktur merupakan modal utama dalam menggerakkan ekonomi
masyarakat, sehingga membutuhkan perhatian besar dari setiap pemerintah daerah.
Infrastruktur menjadi satu dari empat program
prioritas Provinsi Gorontalo selain pendidikan gratis, kesehatan gratis dan
ekonomi kerakyatan.
"Listrik adalah infrastruktur pertama yang
harus kami kebut tahun ini, karena selama ini Gorontalo masih bergantung dari
Sulawesi Utara untuk memasok sebagian kebutuhan listrik," katanya di
Gorontalo, Minggu.
Di sektor kelistrikan sejumlah pembangkit sedang
dibangun yakni PLTU Anggrek 2x2,5 Mega Watt di Kabupaten Gorontalo Utara dan
PLTG berkapasitas 2x50 MW di Kecamatan Paguat Kabupaten Pohuwato.
PLTG Paguat ditargetkan akan beroperasi pada
Februari 2016 dan PLTU Anggrek yang sempat terkendala pembebasan lahan
diprediksi rampung pada akhir 2016.
"Saya berkali-kali meyakinkan investor untuk
menanamkan modalnya di Gorontalo terutama di bidang kelistrikan. Jika kebutuhan
listrik tidak terpenuhi maka investasi lainnya di daerah ini akan suram,"
lanjutnya.
Selain listrik, pemprov juga sedang membangun lima
mega proyek yaitu yakni Gorontalo Outer Ring Road atau jalan lingkar luar
Gorontalo, revitalisasi Danau Limboto, pembangunan Bandara Djalaluddin,
Bendungan Randangan serta RSUD Provinsi.
Revitalisasi Bandara Djalaluddin sendiri tahun
2015 ini memperoleh alokasi anggaran sebesar Rp137 miliar.
Anggaran sebesar itu dibagi untuk pekerjaan
landasan pacu senilaiR 60 miliar, pembangunan terminal dan interior Rp72 miliar
dan sisanya untuk pembangunan taman serta patung pahlawan nasional Nani
Wartabone.
Sedangkan Gorontalo Outer Ring Road (GORR) yang
menghubungkan Bandar Udara Djalaludin dengan Pelabuhan Ferry Kota Gorontalo
sepanjang 45,316 kilometer itu akan menelan dana sebesar Rp 6,9 triliun.
Sementara revitalisasi danau hingga saat ini telah
menghabiskan dana sebesar Rp300 miliar untuk pengerukan sedimen, pembangunan
jalan penghubung serta pintu air.
"Saya bolak-balik bertemu menteri dan
presiden. Semuanya membuahkan hasil karena presiden menyetujui dan siap
mengalokasikan APBN untuk membantu meringankan APBD dalam proyek ini,"
jelasnya.
Ia menuturkan pada 2015, Provinsi Gorontalo
mendapatkan alokasi APBN Rp1,3 Triliun Rupiah. Dana itu hampir setara dengan
APBD Gorontalo 2015 sebesar 1,4 Triliun.(atr)