
Jurnal,Gorontalo - Mengantisipasi kekeringan yang melanda beberapa daerah di
Provinsi Gorontalo, Pemerintah Provinsi Gorontalo telah menyiapkan beberapa
langkah strategis untuk membantu masyarakat yang mengalami dampak kekeringan.
Hal ini diungkapkan Wakil Gubernur Gorontalo DR. Drs. H. Idris Rahim, MM., pada
rapat Paripurna DPRD Provinsi Gorontalo, Senin (24/8).
“Kami sudah menyiapkan beberapa langkah strategis untuk membantu
masyarakat yang mengalami dampak kekeringan,” kata Idris.
Langkah strategis tersebut, lanjut Idris, yakni berupa bantuan
pompa air yang dikhususkan untuk lahan pertanian yang mengalami kekeringan,
tetapi dengan catatan bahwa disekitar lokasi pertanian tersebut masih memiliki
sumber air yang cukup. “Jika masih ada sumber airnya, kita upayakan untuk
menyedot air ke areal pertanian dengan pompa air yang telah didistribusikan
oleh Dinas Pertanian Provinsi,” ujar Wagub. Sedangkan untuk lahan pertanian
yang fuso atau gagal panen, Pemerintah Provinsi Gorontalo mengalokasikan anggaran
untuk penggantian bibit.
Untuk mengantisipasi rawan pangan sebagai akibat dari
kekeringan, pemerintah akan mengeluarkan cadangan beras nasional. “Beras itu
tersedia di gudang Bulog Gorontalo, ada jatah kabupaten/kota dan juga jatah
provinsi. Jika ada pernyataan kerawanan pangan dari Bupati dan Walikota, kita
akan gunakan cadangan beras tersebut,” ungkap Idris.
Sementara itu berdasarkan data yang disampaikan oleh Kadis
Pertanian Provinsi Gorontalo, Mulyadi Mario, jumlah pompa air yang telah
didistribusikan ke kabupaten/kota untuk mengatasi kekeringan sebanyak 93 unit
pompa air. Untuk memaksimalkan upaya penyelamatan tanaman, pihaknya juga telah
berkoordinasi dengan Balai Sungai dan instansi terkait lainnya untuk
mengupayakan sumber-sumber air yang dapat dimanfaatkan untuk mengairi lahan
pertanian.
Mulyadi menambahkan, untuk lahan yang mengalami fuso, Dinas
Pertanian Provinsi Gorontalo telah mengalokasikan anggaran penggantian bibit
melalui APBD Perubahan. Dijelaskannya, penggantian bibit tersebut baru bisa
dilaksanakan jika telah memasuki musim tanam. “Diperkirakan Oktober atau
November baru memasuki musim tanam, dan kita akan ganti semua bibitnya, kita
sudah memiliki data lengkap baik lokasi lahan, jenis tanamannya, maupun pemilik
lahan tersebut,” jelas Mulyadi.(***)