Joseph Anis |
Jurnal,Manado -
Ada dua hari raya dalam Islam, Idul Fitri dan Idul Adha. Idul Fitri adalah hari
raya yang bertepatan dengan tanggal satu bulan, sedangkan Idul Adha merupakan
hari raya yang dilakukan di bulan Dzulhijjah.
Bulan Dzulhijjah biasa dikatakan
sebagai bulan Haji karena Haji adalah ritual keagamaan yang hanya boleh
dilaksanakan di bulan tersebut. Dzulhijjah terkadang juga dikatakan sebagai
bulan kurban. Dalam bulan tersebut, umat Islam disunnahkan menyembelih kurban.
Di Indonesia, tak jarang terjadi
perbedaan tentang waktu penentuan awal bulan tersebut. Hal ini juga menimbulkan
pertanyaan yang memerlukan penjelasan bagi masyarakat. Pemerintah, dalam hal
ini departemen agama, selalu melakukan sidang isbat untuk menentukan awal bulan
yang berhubungan dengan Ibadah dalam Islam, yaitu bulan Ramadhan, Syawal, dan
Dzulhujjah.
Akan hal ini, salah satu tokoh
Agama Muslim, Drs.H. Joseph Anis ketika diwawancarai menjelaskan bahwa
perbedaan ini terjadi salah satunya karena 'metode' penentuan tanggal dan
hilal.
"Muhammadiyah menggunakan
metode 'Hisab Hakiki Wujudul Hilal' sementara beberapa Organisasi Islam di
Indonesia serta Pemerintah menggunakan metode 'Ru'yat.
Hisab adalah perhitungan secara
matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan
dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.
Rukyat adalah aktivitas mengamati
visibilitas hilal (bulan), yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama
kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi)," terang H.Joseph Anis yang
juga adalah Ketua Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus Muhammadiyah Wilayah
Sulawesi Utara
Artinya, walaupun perhitungan
dengan Metode Hisab, bilangan bulan sebenarnya sudah beralih, sedangkan dengan
menggunakan metode Ru'yat, perhitungan ini bisa berubah akibat beberapa sebab,
diantaranya karena faktor kemampuan 'mata bugil' dalam memantau atau
keterbatasan alat, kondisi alam yang tidak kondusif dan faktor kesepakatan
bahwa kondisi bulan dibawah 2 derajat.
"Itulah salah satu kondisi sehingga
sering terjadi perbedaan hitungan," jelas Anis.
Namun Anis yang juga Budayawan
Sulut ini, menekankan bahwa perbedaan ini diupayakan tidak merusak 'Ukhuwah'
atau persaudaraan antar sesama Muslim.
"Metode Hisab atau
menghitung, diakui secara Syar'ie, demikian juga metode Ru'yat atau memantau,
juga diakui secara Syar'ie," ungkap Anis.
Sementara untuk pelaksanaan
Shalat Iedul Qurban besok, Rabu (23/09/2015) akan dilaksanakan dibeberapa
tempat diantaranya di Masjid Dharul Arqam Tanjung, Masjid Waadil Arqam, Pondok
Pasantren Dhaarul Istiqamah Bailang, Masjid Thuurul Arqam Banjer dan Lapangan
Mega Mas.(luq)