Tombeng : Saya Tidak Tahu dan Belum Menerima SK
Jurnal, Manado-Kader loyal Gerindra Herry Tombeng
SH kabarnya telah diberhentikan sebagai Ketua DPC Gerindra Minahasa Utara oleh
DPP Gerindra pada tanggal 3 November 2015 lewat rapat Majelis Kehormatan.
Informasi yang berhasil di dapat JurnalManado menyebutkan Tombeng
diberhentikan sebagai Ketua DPC Gerindra Minut lewat sidang Majelis Kehormatan
Partai
Gerindra, di Ruang Sidang DPP Partai Gerindra, Selasa 3 November 2015 pukul
17.30 Wib.
Dalam rapat tersebut telah memutuskan memberhentikan Herry Tombeng
sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Minahasa Utara, karena tidak
taat terhadap instruksi DPP Partai Gerindra untuk mengamankan dan memenangkan
calon Bupati dan calon Wakil Bupati yang diusung oleh Partai Gerindra pada
Pilkada Minut.
Bahkan bukan hanya sebagai Ketua DPC Gerindra Minut tetapi diberhentikan juga
sebagai Ketua Fraksi Gerindra di DPRD Sulut.
Sementara itu, Herry Tombeng yang sempat dikonfirmasikan soal putusan DPP ia
mengaku belum mengetahuinya.
” Saya tidak tahu soal putusan tersebut. Bahkan SK nya juga belum saya terima
juga belum ada panggilan dari DPP untuk dilakukan klarifikasi. Jadi saya
menganggap itu baru isu,” tegas Tombeng.
Sementara itu ketika disinggung soal pemberhentiannya sebagai Ketua DPC
Gerindra Minut karena tidak mendukung Vonny Panambunan (VAP) bersama
pasangannya sebagai calon bupati di Minut.
Tombeng membantahnya, kepada harian ini dengan tegas ia menyatakan bahwa VAP
yang tidak mengajak pengurus DPC Gerindra.
Sedangkan mengenai pemberhentian sebagai Ketua Fraksi ia membenarkannya. ”
Jabatan itu bukan selamanya. Jika partai sudah melakukan pergantian itu tidak
masalah ,” ungkapnya singkat.
Santer terdengar putusan ini diambil dikarenakan putri pertama mantan pengacara
sukses dari tanah Borneo Kaltim Henny Senta Tombeng mendukung pasangan calon
Sompie Singal-Peggy Mekel.
Salah satu sumber yang enggan disebutkan namanya dengan gamblang mengatakan
bahwa mestinya Gerindra harus memisahkan urusan politik Ayah dan anak,
"Meski orang tua dan anak kan tidak mesti harus sama soal pilihan politik,
kedewasaan politik itu perlu.namun setiap parpol memiliki aturan main yang
berbeda" ujarnya.(bin)