Iklan

April 19, 2016, 04:57 WIB
Last Updated 2016-04-19T11:57:26Z
Utama

Indonesia Jadi Pasar Utama di Asia Transaksi Narkoba



Jurnal,Manado - Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Binsar Panjaitan mengakui, Indonesia tidak hanya menjadi negara transit untuk peredaran narkoba internasional, tapi telah menjadi salah satu  pasar utama di Asia. Hal itu disampaikan di depan Mendagri Tjahjo Kumolo, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo, Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE, Wagub Drs Steven Kandouw Unsur Forkopimda Sulut Bupati/Walikota, Camat, Kopolsek serta Dan Ramil se- Sulut, pada acara Musrenbang, penyusunan Rencana kerja pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Sulut di Sutan raja Hotel Kawalat Minut, Selasa (19/04/2016).
Kata Luhut, berdasarkan data BNN, jumlah penyalahgunaan narkoba Tahun 2015 sekira 5,9 juta.
“Jumlah ini meningkat signifikan dibanding 3,8 juta pada Tahun 2011 lalu. Dari jumlah tersebut kurang lebih 33 orang meninggal dunia setiap hari. Karena itu pemerintah harus mengambil langkah dan upaya melakukan rehabilitasi untuk pemakai narkoba. Kita juga harus memisahkan perlakuan untuk pengedar dan korban (pemakai narkoba), oleh karena itu rehabilitasi secara medis dan sosial wajib untuk pemakai dan pecandu narkoba yang bukan pengedar yang disinergikan dengan program deradikalisasi terorisme,” Ujarnya.
Ia juga menegaskan, hukuman berat bagi pengedar narkoba mutlak dilakukan pemerintah Indonesia sekarang ini, sebab 75 persen narapidana narkoba masih mengontrol bisnis narkoba ini dari dalam penjara. Pemerintah juga akan membangun penjara terisolasi khusus bagi pengedar narkoba.
“Demikian juga penjara bagi teroris serta hukuman mati bagi pengedar narkoba,” terang mantan Kepala Staf Kepresidenan RI ini, sembari menyebutkan, data peningkatan kasus narkoba dari Tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 13 persen (peningkatan tertinggi sejak lima tahun terakhir) seperti narkotika Tahun 2014 22.750, Tahun 2015 27.950 Psikotropika Tahun 2014 835 Tahun 2015 895.
Sementara, penguna sabu meningkat sebesar 350 persen dan ekstasi sebesar 280 persen di tahun 2015 lalu. Dia juga menyebutkan, data prevalensi HIV secara Nasional tertinggi berada di Papua 2,4 persen diikuti Papua Barat 1,2 persen sedangkan Sulut sebesar 0,33 persen atau dibawah rata-rata nasional 0,4 persen.
Untuk itu Luhut mengingatakan, perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif terhadap jenis-jenis narkoba dan bahaya yang ditimbulkan pada semua kalangan terutama anak sekolah.(man)