Jurnal,Manado - Menteri Koordinator Politik Hukum dan
Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Binsar Panjaitan mengakui, Indonesia tidak
hanya menjadi negara transit untuk peredaran narkoba internasional, tapi telah menjadi
salah satu pasar utama di Asia. Hal itu
disampaikan di depan Mendagri Tjahjo Kumolo, Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo,
Gubernur Sulut Olly Dondokambey SE, Wagub Drs Steven Kandouw Unsur Forkopimda
Sulut Bupati/Walikota, Camat, Kopolsek serta Dan Ramil se- Sulut, pada acara Musrenbang,
penyusunan Rencana kerja pembangunan Daerah (RKPD) Provinsi Sulut di Sutan raja
Hotel Kawalat Minut, Selasa (19/04/2016).
Kata Luhut,
berdasarkan data BNN, jumlah penyalahgunaan narkoba Tahun 2015 sekira 5,9 juta.
“Jumlah ini
meningkat signifikan dibanding 3,8 juta pada Tahun 2011 lalu. Dari jumlah
tersebut kurang lebih 33 orang meninggal dunia setiap hari. Karena itu
pemerintah harus mengambil langkah dan upaya melakukan rehabilitasi untuk
pemakai narkoba. Kita juga harus memisahkan perlakuan untuk pengedar dan korban
(pemakai narkoba), oleh karena itu rehabilitasi secara medis dan sosial wajib
untuk pemakai dan pecandu narkoba yang bukan pengedar yang disinergikan dengan
program deradikalisasi terorisme,” Ujarnya.
Ia juga
menegaskan, hukuman berat bagi pengedar narkoba mutlak dilakukan pemerintah
Indonesia sekarang ini, sebab 75 persen narapidana narkoba masih mengontrol
bisnis narkoba ini dari dalam penjara. Pemerintah juga akan membangun penjara
terisolasi khusus bagi pengedar narkoba.
“Demikian
juga penjara bagi teroris serta hukuman mati bagi pengedar narkoba,” terang
mantan Kepala Staf Kepresidenan RI ini, sembari menyebutkan, data peningkatan
kasus narkoba dari Tahun 2014 ke tahun 2015 sebesar 13 persen (peningkatan
tertinggi sejak lima tahun terakhir) seperti narkotika Tahun 2014 22.750, Tahun
2015 27.950 Psikotropika Tahun 2014 835 Tahun 2015 895.
Sementara,
penguna sabu meningkat sebesar 350 persen dan ekstasi sebesar 280 persen di
tahun 2015 lalu. Dia juga menyebutkan, data prevalensi HIV secara Nasional
tertinggi berada di Papua 2,4 persen diikuti Papua Barat 1,2 persen sedangkan
Sulut sebesar 0,33 persen atau dibawah rata-rata nasional 0,4 persen.
Untuk itu
Luhut mengingatakan, perlu dilakukan sosialisasi yang lebih intensif terhadap
jenis-jenis narkoba dan bahaya yang ditimbulkan pada semua kalangan terutama
anak sekolah.(man)