
Jurnal,Manado - tanggal 26 April hingga 3 Mei 2016, Anggota DPRD Sulut turun ke dapil
masing-masing atau disebut dengan istilah reses. Setiap anggota dewan menyerap
aspirasi masyarakat untuk ditindaklanjuti ke Pemerintah Provinsi Sulut.
Setiap
wilayah yang menjadi tempat reses para Legislator kurang lebih meiliki aspirasi
yang sama, yakni terkait infrastruktur jalan, penerangan listrik, pupuk, bibit,
obat-obatan dan pelayanan kesehatan hingga beasiswa.
Seperti
aspirasi yang diterima Andrei Angouw, Ketua DPRD Sulut saat melaksanakan reses
di Kelurahan Manado Tua II (Negri) dan Kelurahan Bunaken-Siladen Kecamatan
Bunaken Kepulauan Kota Manado, Minggu (1/5). Pengadaan air bersih dan listrik
jadi trend topic di reses tersebut. Air bersih diharapkan lewat penyaluran
pipa-pipa dirumah penduduk sementara listrik menjadi momok sebab Senin hingga
Sabtu dimulai jam 18.00 wita sampai 06.00 pagi. Sedangkan Minggu hanya saat
siang hari sampai pukul 13.00. Hal-hal lain yang berkembang adalah persoalan
Jeti (jembatan) tambatan kapal yang blum reprensentatif karena tidak luas dan
tidak ada tangga. Soal pekerjaan masyarakat yang hanya nelayan dan juga
pertanian tanaman Kelapa, Cengkih dan Pala banyak ditanyakan warga.
Hal serupa
pun diterima Jems Tuuk saat melakukan reses di Desa Poopo Selatan Kecamatan
Passi Barat Kabupaten Bolaang Mongondouw. Warga mengimbau agar diperhatikan
jalan perkebunan atau jalan pertanian di wilayah itu. Pasalnya, mayoritas
adalah petani. Diharapkan juga bantuan bibit dan pupuk yang hingga kini menurut
warga masih sangat minim. Warga juga mengimbau agar selain bantuan bibit,
pemerintah juga memperhatikan harga pasar agar petani tidak rugi. Beasiswa juga
jadi perhatian termasuk kekuragan tenaga guru dan medis.
Begitu juga
aspirasi yang diterima, Yongkie Limen Legislator dari dapil Manado saat reses
di Kelurahan Malalayang 1 Timur Lingkungan 1 dan 2 Kecamatan Malalayang. Warga mengimbau agar
DPRD bias mempush pemerintah aga menyiapkan lahan pekuburan baru, karena
menilai lahan yang lama sudah tidak memadai dan harga terlalu mahal.
Adapun
begitu, pada masa reses pertama tahun 2016 ini tidak semua Anggota Dewan yang
mengambil uang reses berjumah Rp. 45 juta per anggota tapi tetap menyerap
aspirasi masyarakat.(adv)