Stevanus Frieke Runtu |
Jurnal,
Manado - Damai tapi gersang mungkin itu adalah istilah yang tepat disematkan pada
hubungan antara ketua DPD 1 partai Golongan Karya (Golkar) Stevanus Vreeke
Runtu (SVR) dan ketua DPD 2 Minahasa Selatan (Minsel) Christina Eugine Paruntu
(CEP) atau yang akrab disapa Teti. Bukan tanpa alasan, pasalnya pasca
dilantiknya CEP sebagai ketua
DPD 2 Minsel yang dihadiri langsung oleh ketua
DPP Golkar Setya Novanto, berhembus kabar bahwa ada upaya untuk menggulingkan
SVR dari posisi sebagai pimpinan tertinggi partai berlambang beringin yang ada
di Sulut ini dan akan digantikan oleh CEP yang juga menjabat sebagai Bupati
Minsel dengan upaya
akan menggelar Musyawarah Daerah Luar Biasa (Musdalub).
Puncak dari kegersangan hubungan SVR dan CEP ketika belum lama ini bupati
dengan gelar bupati tercantik di Indonesia ini bersama Marlina Moha Siahaan, Djelantik Mokodompit,
Tonny Lasut, Karel Bangko, Denny
Sondakh dan beberapa pimpinan DPD
Kabupaten/kota lainnya menyambangi kantor DPP Golkar di Jakarta menemui ketua
DPP tanpa pemberitahuan pada pengurus DPD 1 Golkar Sulut.
Terkait hal
tersebut, SVR yang dimintai tanggapannya mengaku tidak mengetahui dengan pasti
tujuan Tetty cs menyambangi kantor DPP Golkar.
"Golkar
ini banyak orang punya, dan dorang tahu sapa yang pantas memimpin Golkar.
Politik hanyalah tempat pengabdian" ujar SVR dengan santainya, saat
ditemui sejumlah awak media diruang kerjanya, Selasa (28/2)
Sementara
saat disentil bahwa beredar isu Tetty sudah mendapatkan restu dari Setya
Novanto, SVR menegaskan partai Golkar adalah partai yang taat akan aturan.
"Golkar
ini taat, apapun aturan organisasi akan dihormati. Do'a kan saja"
singkatnya. (bin)