Iklan

May 1, 2018, 03:56 WIB
Last Updated 2021-01-21T12:55:53Z
Mitra

Diangap Menistakan Agama, GAMKI Mitra Minta Polisi-Panwas Usut Tuntas

Jurnal, Ratahan -Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) Kabupaten Minahasa Tengggara, angkat suara dengan panasnya suhu politik di Kabupaten Minahasa Tenggara yang kemudian dinilai melangggar batas.

Lucky Mamahit, Sekretaris GAMKI Mitra mengatakan, ujaran di media sosial dalam suasana kampanye pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Mitra sudah menyinggung soal agama.

“Kita lihat, postingan dan komentar yang muncul sudah diluar batas. Sudah menyinggung agama. Ini tidak boleh dibiarkan. Kita minta aparat kepolisian dan Panwas Kabupaten ambil tindakkan tegas.” Tegas Mamahit.

Khusus aparat kepolisian, Mamahit meminta agar divisi cyber crime Polri yang selama ini sudah memantau aktivitas dunia maya di Mitra. Untuk segera melakukan langkah penertiban akun asli maupun palsu yang sudah menyinggung isu agama.

”Kita minta langsung Polri langsung saja hapus akun yang sudah menyinggung isu agama. Jika perlu, cari  pemilik akun baik akun palsu maupun akun real dan lakukan pembinaan.” Ungkapnya.

Sementara itu, Panwas Kabupaten Mitra juga tak luput dari kritikan GAMKI, dimana Panwas Mitra terkesan lamban dalam melihat pelanggaran yang terjadi. 

“Ini sudah jelas, beberapa konten yang diposting sudah menyinggung isu agama. Jangan kemudian Panwas Mitra hanya berdiam diri. Dan berdalih, menunggu laporan. Seharusnya ini menjadi temuan, dan segera diproses.” Tukas mantan ketua rukun Persimto Maatean ini.

Menurut Mamahit, dari pantau aktivitas di media sosial. Isu agama ini kian memanas, saat ada salah satu akun facebook yang menganalogikan salah satu calon dengan juruselamat dan penebus dosa.

“Ini kemudian menjadi bias dan liar yang kemudian dikomentari repost oleh akun kubu sebelah dengan caption menganalogikan pasukan romawi dan ingin menyalibkan, serta menyinggung soal kebangkitan. Jelas semua itu adalah kesalahan besar,” tambahnya.

Tak hanya sampai disitu, Mamahit menilai isu ini kemudian menjadi lebih liar dan bias kemana-mana. “Komentar dan repost konten pun bermunculan. Dengan pembenaran masing-masing yang tak lepas dari hal agama. Parahnya, ada konten yang samapi menuding pada pengikut gereja setan.” Ungkap Mamahit.

Lepas dari semua itu, Mamahit mengatakan GAMKI mengambil sikap meminta instansi terkait untuk segera melakukan langkah tegas. Agar pergunjingan isu di media sosial segera selesai.

“Jangan kemudian pesta demokrasi rakyat Mitra dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Mari kita sukseskan pemilihan di Mitra, dengan kampanye cerdas dan hebat tanpa harus menyinggung SARA.” Ujar Mamahit. (hak)