Iklan

May 7, 2018, 09:49 WIB
Last Updated 2021-01-21T12:38:26Z
Pemerintahan

Dua Tahun Kepemimpinan ODSK Pembangunan Disulut Berkembang Pesat

Kandouw : Pembangunan Merata di Sulut

Jurnal,Manado - Publik yakin akan kinerja dan tindakan nyata diberbagai sektor yang dilakukan oleh Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey sehingga pertumbuhan pembangunan dimasa dua tahun kepemimpinan ODSK berkembang pesat. Hal itu dikatakan Wakil Gubernur Sulut Steven Kandouw, kepada sejumlah wartawan, Senin (7/05/2018).

Kata Wagub, sektor pariwisata yang paling menonjol.
"Pertumbuhan diketahui bukan saja hanya didaerah tapi se indonesia. Seperti kita ketahui pariwisata multiplayer efeknya itu sangat luar biasa berpengaruh signifikan yang berdampak pada PDRB, pertumbuhan ekonomi, terciptanya lapangan kerja serta penurunan angka kemiskinan. Begitupun dengan pembangunan infrastruktur seperti jalan tol dan Waduk Kuil yang selama ini mangkrak akhirnya bisa berjalan kembali. KEK (Kawasan Ekonomi Khusus) kini berproses yang tidak lama lagi diselesaikan pembebasan lahannya, bahkan juga dengan target baru KEK Pariwisata semua itu berkat lobi terobosan dari pak Gubernur," ungkap Kandouw. Ada juga pembangunan Ring Road 3 yang sangat membantu untuk mengurai persoalan kemacetan (di Ibukota Provinsi yakni Kota Manado). Dengan konsekwensi pembebasan lahan yang besar, tapi pak Gubernur bertekad itu harus terwujud, tambah wagub. Sembari mengatakan ada kesan soal pembangunan infrastruktur hanya di tujukan di wilayah bagian Utara Sulut itu suatu pemikiran yang naif, karena mekanisme pembangunan itu tidak boleh sepotong-sepotong (harus dilanjutkan dan tuntaskan).

Demikian juga di sektor perkebunan dan pertanian, yang diarahkan ke wilayah Kota Tomohon, Minahasa Selatan, Minahasa Tenggara dan sebagian Bolaang Mongondow Raya yang dikenal akan kesuburan dibidang pertanian.

"Jadi semua diarahkan pak Gubernur secara merata di daerah. Pembangunan kesehatan juga itu belum terekspos saja, sudah hampir 40 Miliar yang kita (Pemprov Sulut hibahkan) kerjasama dengan pemerintah Kota Kotamobagu, membangun rumah sakit (tipe/kelas III yang boleh jadi rujukan untuk pelayanan masyarakat dibagian wilayah selatan bisa dicover) yang kalau tidak berhalangan pada tahun ini akan diresmikan," terang Kandouw.
Begitu pula dengan pendidikan, selama ini dibagian wilayah utara yang diketahui bersama ada tiga kabupaten sedikit tertinggal oleh Gubernur melakukan terobosoan ke pusat yang hasilnya mulai dengan tenaga pendidik/guru dan THL yang tunjangan sebelumnya 600 ribu rupiah kini diambil alih provinsi disesuaikan UMP 2,6 juta.

"Juga dengan infrastruktur pembangunan sekolah, jadi target pak Gubernur yang pada tahun depan (2019) di kepulauan harus secara UNBK, walaupun dengan konsekwensi listrik itu akan ada upaya solusi walaupun itu lebih mahal menggunakan tenaga matahari. Belum juga dengan beasiswa yang jelas, ini semua merupakan terobosan pak Gubernur," kata Wagub.

Jadi menurutnya semua pembangunan diberbagai sektor/bidang itu dilakukan pendekatannya secara per kluster. Terkait isu persoalan gubernur selalu berangkat ke Jakarta juga harus diingat bahwa APBD/rezim anggaran Provinsi Sulut itu menengah dan cenderung rendah, dari 70 bahkan 90 persen Kabupaten Kota dan Provinsi itu membutuhkan bantuan dari pusat.

"Kalau tidak ada penetrasi langsung ke pemerintah pusat (datangi melakukan lobi ke pusat), kapan anggaran itu datang, regulasi-regulasi/aturan yang selama bertahun-tahun terbelenggu Sulut untyk berkembang akhirnya oleh pak gubernur terobos hingga terbukalah, seperti regulasi ekspor impor komoditas, kini ekspor apa saja bisa sebagai pintu masuk asia pasifik, penerbangan langsung yang tertutup oleh pak gubernur juga diterobos bisa dibuka, Sulawesi Utara kini ditambah menjadi bebas visa," tambah Wagub.

Kandouw juga mengatakan bahwa isu soal Gubernur terlalu mencampuri urusan-uruaan keagamaan. Hal itu sudah merupakan fungsi sebagai Gubernur pemerintah provinsi yang menjadi wakil dari pemerintah pusat.

"itu fungsi sampai situasi sosial, ekonomi budaya dan keagamanan pun itu wajib demi menjaga keamanan menciptakan kedamaian, termasuk di GMIM itu kebetulan pak Gubernur dan saya (wagub) adalah warga GMIM, jadi panggilan kita kewajiban kita untuk membantu supaya organisasi itu kondusif, itu dianggap mencampuri, tidak sama sekali. Seperti halnya proses rekonsoliasi UKIT, itu merupakan buah tangan pak Gubernur melobi ke kementerian itu berjalan," terang Kandouw sembari menambahkan bahwa bahan bakar politisi ada dua, dukungan dan tuntutan. Kalau tuntuntan itu bersifat kondusif positif itu saya angkat topi apresiasi.

"Tapi kalau fitnah, saya paling dimuka melawan menghadapi fitnah-fitnah yang ditujukan kepada pak Gubernur," tegas Wagub,"tandasnya.(*jm)