Iklan

July 24, 2018, 04:41 WIB
Last Updated 2021-01-21T12:55:53Z
Mitra

48 Siswa SMAN 1 Belang Tak Naik Kelas, Ortu Digumuli Putus Asa

Jurnal, Ratahan -Nasib malang dialami 48 siswa di SMA N 1 Belang. Tak ada satupun firasat buruk di pikiran akan menghadapi kenyataan pahit tidak naik kelas pada pengumuman kenaikan 6 April 2018 lalu. Padahal, semua amanat sistem pendidikan mampu dituruti siswa. Bahkan tak jarang harus menuruti tugas tambahan non akademik semisal mengikat sapi dan memetik rica di kebun pribadi oknum guru inisial SB. Namun bukanlah persoalan memetik cabe dan ikat sapi di kebun guru saat jam pelajaran, yang tengah dipersoalkan siswa dan orang tua murid saat ini, melainkan janji pihak sekolah yang akan mempertimbangkan kembali keputusan tersebut. Sayangnya hingga kemarin tak kunjung jelas ujung pangkal janji pihak sekolah. 

Akibatnya siswa hingga orang tua murid hingga sekarang digumul putus asa berkepanjangan. "Ada yang tidak beres. Anak saya tergolong berprestasi di sekolah. Kok bisa tidak lulus?," heran Rivandi Simbala, salah satu orang tua murid, kepada wartawan selasa 24/7/18.

Lanjut Simbala, anak-anak yang digolongkan malas dan punya catatan buruk di lingkungan sekolah dan masyarakat, bisa naik kelas. "Saya benar-benar heran. Ada salah satu anak yang pernah terlibat aksi kekerasan dan harus menginap di kantor polisi selama beberapa hari, malah diluluskan pihak sekolah," bebernya penuh heran.

Simbala berkesimpulan pihak sekolah telah mengambil tindakan yang sangat keliru. Lantaran sepengetahuannya anaknya tengah bersekolah dengan baik. Bahkan sering mengikuti perlombaan seperti lomba berbahasa jerman dan lainnya. Sehingga ia pun tak meragukan dan meyakini anaknya bisa naik kelas. "Tapi itulah yang saya heran. Waktu terima rapor dinyatakan tidak lulus. Seketika itu pula perasaan saya langsung hancur," ucapnya.

Lebih anehnya, lanjut Simbala, ada dua mata pelajaran yang kosong pada rapor anaknya. Padahal anaknya telah mengikuti ujian mata pelajaran yang dimaksud. "Nanti setelah diingatkan ke guru yang bersangkutan, barulah dua nilai ujian mata pelajaran anak saya diisi. Ternyata gurunya sendiri yang lupa mengisi nilai ujian di rapor," semprotnya penuh kesal.

Kompleksnya keanehan di SMA N 1 Belang turut dikritisi Personel LSM Gema Mitra, Fitri Tawo. "Waduh, terlalu banyak masalah di sekolah itu. Hemat saya sudah saatnya dilakukan penyegaran di tubuh pengurus sekolah. Mulai dari kepala sekolah hingga guru-guru perlu diganti. Itu supaya cara-cara mengajar yang tidak wajar bisa hilang. Kalau tidak, selamanya akan seperti itu," saran Tawo. 

Bantahan keras pun datang dari Wakil Kepala SMA N 1 Belang Drs Hj Sudir Beu. Menurutnya putusan sekolah sudah bulat dan sesuai amanat K13. Bahkan menurut Sudir, tidak meluluskan 48 siswa adalah langkah berani pihak sekolah demi memperoleh hasil yang hakikih. "Nilai siswa-siswa yang tidak lulus itu belum mencapai KMK (Kriteria Ketuntasan Maksimal). Menurut metode K13, siswa yang tidak mencapai nilai KMK di atas dua mata pelajaran, tidak bisa diluluskan. Sementara siswa-siswa yang dimaksud mengantongi lebih dari dua mata pelajaran yang tidak mencapai standar KKM," terang Sudir. (hak)