Jurnal,Manado - Anggota Komisi lV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) Fanny Legoh mengatakan, sudah 80 persen tiga eknis besar tidak lagi menggunakan bahasa daerah, sehingga dapat mengalami perubahan peradaban.
"Akan terjadi perubahan peradaban ditengah masyarakat karena dampak dari masyarakat yang saat ini sudah tidak lagi menggunakan bahasa daerah sehingga kedepan perlu ada perubahan pola pikir di masyarkat," tegas Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Sulut kepada JurnalManado.com Rabu (15/8/2018), diruang kerjanya. Sembari mengatakan tiga bahasa yaitu Bolmong, Sangihe serta Minahasa.
Menurut legislator Sulut ini, kedepan perlu ada pola pikir yang melibatkan stekholder termasuk masyarakat pemerintah serta akademisi untuk sama - sama mencari solusi sehingga bahasa ini tidak akan punuh lagi.
Lebih lanjut Legoh menambahkan, kebudayaan di Sulut perlu ada perubahan besar sehingga peradapan tersebut tidak akan mengalami perubahan yang signifikan sehingga bahasa itu akan lebih maju dan tidak lagi rendah dimasyarakat. (tino)
"Akan terjadi perubahan peradaban ditengah masyarakat karena dampak dari masyarakat yang saat ini sudah tidak lagi menggunakan bahasa daerah sehingga kedepan perlu ada perubahan pola pikir di masyarkat," tegas Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Sulut kepada JurnalManado.com Rabu (15/8/2018), diruang kerjanya. Sembari mengatakan tiga bahasa yaitu Bolmong, Sangihe serta Minahasa.
Menurut legislator Sulut ini, kedepan perlu ada pola pikir yang melibatkan stekholder termasuk masyarakat pemerintah serta akademisi untuk sama - sama mencari solusi sehingga bahasa ini tidak akan punuh lagi.
Lebih lanjut Legoh menambahkan, kebudayaan di Sulut perlu ada perubahan besar sehingga peradapan tersebut tidak akan mengalami perubahan yang signifikan sehingga bahasa itu akan lebih maju dan tidak lagi rendah dimasyarakat. (tino)