Iklan

September 21, 2018, 04:53 WIB
Last Updated 2018-09-21T11:53:06Z
Nasional

Sapa Anak - anak NTB, Menteri Pesan Agar Rajin Belajar

Jurnal,Manado – “Halo anak-anak NTB? Apa kabar? Semua sehat?” Begitu sapaan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise kepada anak-anak yang terkena dampak gempa bumi di Desa Beririjarak, Kec. Wanasaba, Lombok Timur. Sesampainya di tenda Sekolah Ceria yang didirikan Kemen PPPA, Mama Yo  disambut hangat oleh nyanyian anak-anak.

Didampingi Wakil Gubernur NTB, Siti Rohmi Djalilah, Menteri Yohana antusias menyapa dan menghibur perempuan dan anak yang berada di tenda tersebut. “Meski sekolah dan rumah kita ada yang mengalami kerusakan tetapi anak-anak harus tetap semangat belajar ya. NTB harus bangkit. Anak-anak dari seluruh Indonesia mengirimkan salam untuk anak-anak di NTB,” ujar Menteri Yohana.

Menteri Yohana hari ini melakukan kunjungan kerja ke Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Menteri Yohana mendatangi Desa Beririjarak, Kec. Wanasaba, Lombok Timur dan Desa Pemenang, Kabupaten Lombok Utara guna meninjau dan berdialog secara langsung dengan perempuan dan anak yang terkena dampak bencana gempa bumi. Yohana mengatakan kunjungannya ini untuk memantau dan memastikan kebutuhan mereka dapat terpenuhi.    

 “Selain infrastruktur, upaya rehabilitasi perempuan dan anak yang mengalami gangguan psikologis akibat bencana gempa bumi juga harus dilakukan. Kami terus berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi NTB dan Dinas PPPA Provinsi NTB untuk memperoleh informasi dan data terkait kondisi dan situasi perempuan dan anak yang terdampak bencana. Saat ini kami akan fokus pada upaya penanganan perempuan dan anak yang mengalami trauma pasca bencana. Kami ingin masyarakat Pulau Seribu Masjid ini segera bangkit agar dapat melakukan aktivitas seperti sedia kala. Oleh karena itu, Kemen PPPA melakukan berbagai upaya, diantaranya menyiapkan tenda ramah perempuan dan anak agar mereka merasa aman dan nyaman, serta tenda sekolah darurat dengan menerapkan konsep sekolah ceria di sejumlah lokasi guna memberikan layanan trauma healing,” ujar Menteri Yohana di sela-sela kunjungannya.

Dalam kondisi bencana, perempuan dan anak mengalami peningkatan kerentanan yang salah satunya disebabkan oleh 4 kodrati perempuan (melahirkan, menyusui, menstruasi, dan hamil). Hal ini dapat menimbulkan beberapa dampak, diantaranya menurunnya kesehatan ibu dan anak, sulitnya proses menyusui karena sang ibu mengalami depresi, minimnya kebutuhan nutrisi untuk ibu hamil dan menyusui, serta perempuan yang mengalami menstruasi.

Sebelumnya sejak 3 Agustus 2018 lalu, Menteri Yohana telah menginstruksikan jajaran Kemen PPPA melalui Asisten Deputi Perlindungan Anak Dalam Situasi Darurat dan Pornografi serta Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan Dalam Situasi Darurat dan Kondisi Khusus untuk membentuk tim penanganan perlindungan perempuan dan anak korban bencana gempa bumi. Tim tersebut diamanatkan untuk memberikan bantuan berupa kebutuhan spesifik perempuan dan anak serta mendampingi para korban untuk diberikan pelayanan pemulihan trauma pasca bencana (trauma healing).  

Hingga 21 September 2018, Kemen PPPA telah memberikan bantuan spesifik perempuan dan anak. Kemen PPPA melalui Asisten Deputi Perlindungan Anak Dalam Situasi Darurat dan Pornografi telah memberikan sejumlah bantuan, seperti pakaian layak pakai, selimut, kebutuhan bayi (diapers, sabun, biskuit bayi, susu UHT, bedak), makanan, mainan edukatif, paket bantuan untuk sekolah (tas, buku tulis, buku Iqra, peralatan tulis), mukena, dll yang terbagi dalam 4 tahap, yakni: 

1. Tahap 1 (3 – 5 Agustus 2018)
Bantuan diberikan di 3 desa dan 6 dusun, antara lain:
a. Desa Rempek (Lombok Utara)
b. Desa Bayan (Lombok Utara): Dusun Nangka Rempek, Dusun Tutul, dan Dusun Teres Genit
c. Desa Sembalun (Lombok timur): Dusun Reguar dan Dusun Sembalun Lawang.

2. Tahap 2 (12 – 15 Agustus 2018)
Bantuan diberikan di wilayah,  antara lain:
a. Lingkungan Pengempel, Kelurahan Bertais, Kota Mataram
b. Kecamatan Narmada, Kab. Lombok Barat
c. Desa Gerimak Indah, Dusun Karanganyar, Kab. Lombok Barat
d. Kecamatan Praya, Kab. Lombok Tengah
e. Kecamatan Pringgabaya, Kab. Lombok Timur
f. Desa Bayan, Kab. Lombok Utara

Kemen PPPA bekerjasama dengan Dinas PPPA Provinsi NTB, Relawan Sahabat Anak Indonesia, dan LPA serta melibatkan Forum Anak NTB dan Forum Anak Kota Mataram membangun tenda ramah anak sebagai tempat pemulihan trauma korban pasca gempa di 2 lokasi, yaitu Desa Jeringo Barat, Kab. Lombok Barat dan Desa Pemenang, Kab. Lombok Utara. Kegiatan tenda ramah anak dilaksanakan oleh tim psychological first aid untuk melakukan rekreational therapy (melalui proses bermain). 

3. Tahap 3 (21 – 22 September 2018)
Bantuan diberikan secara langsung oleh Menteri PPPA, Yohana Yembise kepada perempuan dan anak di Desa Beririjarak, Kec. Wanasaba, Lombok Timur dan Desa Pemenang, Kabupaten Lombok Utara.

Sementara itu, Asisten Deputi Perlindungan Hak Perempuan dalam Situasi Darurat dan Kondisi Khusus juga telah memberikan bantuan, diantaranya berupa pembalut, pakaian, pakaian dalam perempuan, selimut, susu ibu hamil, susu ibu menyusui, peralatan ibadah, makanan, dll yang terbagi dalam 3 tahap, yakni:

1. Tahap 1 (7-8 Agustus 2018)
Bantuan tersebut didisribusikan ke 3 lokasi, yaitu: 
1) Kabupaten Lombok Utara
2) Kabupaten Lombok Timur
3) Kota Mataram

Selama distribusi bantuan berlangsung, dilakukan assessment terhadap perempuan, khususnya ibu hamil, lansia perempuan, dan perempuan disabilitas di lokasi pengungsian.

Hal lain yang dilakukan, yaitu mendirikan pos ramah perempuan dan anak yang dilengkapi dengan narahubung untuk pengaduan masyarakat, khususnya terkait kasus-kasus kekerasan yang melibatkan perempuan dan anak di 5 lokasi, yaitu:
1) Provinsi Nusa Tenggara Barat
2) Kabupaten Lombok Utara
3) Kabupaten Lombok Timur
4) Kabupaten Lombok Barat
5) Kota Mataram

2. Tahap 2 (19-20 Agustus 2018)
Selain memberikan bantuan spesifik perempuan, dibagikan pula poster bertuliskan “Curhat Ibu dan Anak” yang berisi nomor narahubung untuk mempromosikan layanan pengaduan yang bisa diakses oleh perempuan dan anak korban bencana di Lombok. 

3. Tahap 3 (20-23 September 2018)
Selain memberikan bantuan spesifik perempuan, Kemen PPPA juga melakukan:

a. Pelatihan Perempuan Tangguh Bencana bekerjasama dengan Yayasan Pulih

b. Pelatihan Perlindungan Hak  Perempuan dari Kekerasan Berbasis Gender dalam Bencana bekerjasama dengan UNFPA di Kabupaten Lombok Utara

c. Bekerjasama dengan UNFPA mendirikan tenda ramah perempuan dan anak di Desa Sukadana, Kecamatan Bayan sebagai desa model binaan Dinas PPPA Prov.NTB. Tenda ini merupakan ruang bagi perempuan dan anak untuk saling berbagi pengalaman, berdiskusi, serta sebagai ruang untuk pemberdayaan perempuan korban bencana

d. Bersama UNFPA melakukan kegiatan penguatan perempuan tangguh bencana bagi Kepala Dinas PPPA Kab/Kota di Provinsi NTB dan berbagai pemangku kepentingan terkait lainnya untuk melatih dan memberikan bantuan secara psikologis agar dapat melaksanakan pelatihan dan trauma healing secara mandiri di Kabupaten/ Kota wilayah masing-masing.(rilis)