Iklan

September 23, 2018, 06:59 WIB
Last Updated 2021-01-21T12:38:26Z
Pemerintahan

Usai #Marijo Ka Manado, Sumarsono Tawarkan Hashtag "SAPA Sulut"

Dirjen Otda Saat Menikmati Sunset Bersama JIPS
Jurnal,Manado - Pada Hari Ulang Tahun Sulawesi Utara yang ke - 54, Dirjen Otda Kemendagri Soni Sumarsono memberikan apresiasi yang tinggi karena perkembangan dan kemajuan daerah dibawa kepemimpinan ODSK. 
"Saya melihat perkembangan yang luar biasa, karena saya pernah memimpin sulut sebagai penjabat gubernur," kata Sumarsono.

Dirinya memberikan buah pikiran untuk sulut kedepan karena menurut pandangannya daerah sulut seperti surga di wilayah timur, sangat indah dan banyak potensi yang harus digali. Pertama Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung yang harus segera direalisasi karena menjadi mesin penggerak. Begitu juga dalam membangun sulut yang tidak selalu bergantung pada APBD.
"Pembagiannya kan 30 persen dari APBD, 70 persen dari swasta dan swadana masyarakat. Untuk itu perlu dicarikan sumber pendanaan di luar APBD dengan pola cost recovery, pemanfaatan aset yang dikelola pemda bisa kembali dikontrakkan ke swasta. Intinya bagaimana APBD yang sangat minim dapat melanjutkan pembangunan sulut," terang Sumarsono.

Hal yang lain kata Sumarsono, iklim yang kondusif yaitu hubungan yang baik antara pemerintah pusat dan provinsi harus juga terjalin dengan baik antara provinsi dan kabupaten/kota.

"Membangun sulut tidak bisa partial. Contoh kongkrit dunia pariwisata. Saya melihat sekarang ini promosinya masing - masing kabupaten/kota. Kedepan sebaiknya dipromosikan skaligus dengan provinsi. Jadi paket sehingga biaya lebih murah, efektif dan mempererat kebersamaan. Ini saatnya menjadi satu kesatuan," jelas mantan penjabat gubernur sulut ini. Sembari mencontohkan seperti cara promosi di bali. Dimana seluruh kabupaten/kota promosinya dipusatkan di provinsi.
Dan perlu diingat kata Sumarsono, sektor pariwisata bukan hanya bicara soal pantai, hutan, alam dan sebagainya tapi yang paling mendominasi adalah budaya yaitu 67 persen sehingga perlu ada pemikiran dari dinas kebudayaan dan didorng pembuatan perda budaya sulut baik minahasa, bolmong maupun nusa utara, sehingga semuanya menjadi program sistimatis. 
Untuk mendorong pariwisata kata Sumarsono, perlu juga ada gerakan.

"Kita boleh buat gerakan "SAPA" (Sahabat Pariwisata) Sulut. Komponennya boleh tukang parkir, pemilik hotel, media, LSM dan lain - lain. Nantinya SAPA akan membentuk pecinta lingkungan, gerakan ekonomi kreatif seperti bali ada jooger, jogya ada dagadu, sulut harus ada seperti itu. Pendamping ormas LSM bahasa. Media juga bisa memberikan kontribusi misalnya rubrik khusus bahasa, pungkas  Sumarsono yang memberikan hastag #marijokamanado ini.(man)