Iklan

January 21, 2019, 05:01 WIB
Last Updated 2019-01-21T13:14:30Z
Advetorial

Berkat Kerjasama Indonesia dan Jerman Sulut Mendapat Bantuan Pembangkit Listrik 500Kw

Gubernur : Ini Bentuk Perhatian Presiden Jokowi Kepada Warga Sulut

 Presiden Jokowi dan Gubernur Olly Dondokambey.(dok)
Jurnal,Manado  - Gubernur Sulut Olly Dondokambey, Senin (21/01/2019) bertolak ke Kota Tomohon atau tepatnya di Lapangan Panas Bumi Lahendong Klaster  LHD 5, untuk menyaksikan langsung penyerahan Aset Pilot Plant Binary Cycle 500Kw dari Helmholtz Centre Post dan German Research Centre for Geosciences (GFZ) ke BPPT (Badan Pengkajian & Penerapan Teknologi).
Penyerahan Pembangkit listrik tenaga panas bumi skala 500 kw itu merupakan bantuan kerjasama Pemerintah Indonesia dan Jerman. Demikian dikatakan gubernur.
Pertukaran Cindera Mata Pemerintah Sulut dan Perwakilan Pemerintah Jerman

"Ini merupakan bentuk perhatian pemerintah pusat dalam hal ini presiden Jokowi dan wapres Jusuf Kalla kepada masyarakat sulut," kata gubernur. Sembari mengatakan perhatian presiden terhadap warga sulut perlu diapresiasi setinggi - tingginya.

Lanjut Olly, bantuan ini sangat tepat karena potensi geotermal di Sulut sangat besar sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit tenaga listrik. Geotermal menjadi salah satu opsi untuk memenuhi kebutuhan listrik di Sulut.

"Ini sangat menjanjikan untuk jaringan di Sulawesi Utara. Saat ini 40 persen pembangkit tenaga listrik di Sulawesi Utara sudah menggunakan geotermal, ada sekitar 120 megawatt lebih kita menggunakan geotermal," beber Olly.

Gubernur Saat Memberikan Sambutan Pada Kegiatan Serah Terima Aset Pembamgkit Listrik
Karenanya, Olly berharap kerjasama antara Jerman dan jajaran terkait di Indonesia dapat terus terjalin demi kemajuan pembangunan.

"Harapan kami, Pemerintah Jerman terus bekerjasama dengan Kemenristekdikti dan BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi) terkait penggunaan teknologi geotermal yang terbaik di sini, sehingga masyarakat bisa merasakannya," imbuh Olly.

Untuk diketahui, serah terima aset tersebut merupakan bagian dari serangkaian perjanjian antara Kemenristekdikti dengan Kementerian Pendidikan dan Penelitian Federal Jerman (BMBF) yang ditandatangani April 2010 di Denpasar, Bali serta perjanjian pelaksanaan pengembangan energi panas bumi berkelanjutan di Indonesia antara GFZ dan BPPT yang ditandatangani Juni 2010.

Gubernur Bersama Menristek dan Rombongan Saat Meninjau Lokasi
Sebelumnya, Menristekdikti M Nasir mengatakan pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan penggunaan energi terbarukan hingga mencapai 23 persen tahun 2025. Sampai tahun ini porsi penggunaan energi terbarukan di Indonesia baru berkisar delapan persen hingga sembilan persen.

"Dari geotermal sendiri baru berkontribusi empat persen dari sembilan persen renewable energy. Jadi potensinya masih sangat tinggi," ujar Nasir.

Tambah Menristekdikti, target penggunaan energi terbarukan 23 persen pada 2025 salah satunya bisa dicapai melalui pengembangan energi panas bumi atau geotermal karena Indonesia memiliki potensi panas bumi yang bisa diolah menjadi listrik dengan kapasitas 28 ribu MW hingga 29 ribu MW.
Tampak hadir Anggota Komisi VII DPR RI Bara Hasibuan, Kepala BPPT Wimpie Agung Nugroho Aspar PhD, Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti DR Jumain Appe, Deputi Tiem BPPT Prof DR Eniya Listiani Dewi, Rektor UNSRAT Prof DR Ir Ellen Kumat MSc DEA, Rektor UNIMA Prof DR J P A Runtuwene MSi.(adv)