Iklan

May 7, 2019, 20:29 WIB
Last Updated 2021-01-21T12:35:06Z
Pemerintahan

Fantastis! Angka Pengangguran di Sulut Terjun Bebas

Data BPS Sulut 2015 Pengangguran Berada di Posisi 9,03 Persen. Februari 2019 Turun Menjadi 5,37 Persen

JurnalManado - Pelaksanaan program Operasi Daerah Selesaikan Kemiskinan (ODSK) gagasan Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw berhasil meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Terbukti, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sulut, pada tahun 2015 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) menyentuh angka 9,03 persen. Namun selang tiga tahun tiga bulan berjalannya Program ODSK, angka pengangguran turun tajam di angka 5,37 persen pada Februari 2019.

"Tingkat pengangguran terbuka Februari 2019 sebesar 5,37 persen, turun 0,72 persen poin dibandingkan Februari 2018," sesuai rilis BPS Sulut, Selasa (07/05).

Untuk diketahui, TPT adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. 

Adapun jumlah angkatan kerja Sulawesi Utara pada Februari 2019 tercatat sebanyak 1,19 juta orang dan yang bekerja ada 1,13 juta orang. Dari 1,13 juta orang yang bekerja, 7,85 persen di antaranya termasuk kategori setengah penganggur dan 19,91 persen termasuk kategori pekerja paruh waktu. 

Sementara itu, masih menurut data BPS, jumlah penduduk Sulut yang bekerja pada setiap kategori lapangan pekerjaan menunjukkan kemampuan dalam penyerapan tenaga kerja. Struktur penduduk bekerja menurut lapangan pekerjaan pada Februari 2019 masih didominasi oleh tiga lapangan pekerjaan utama, yaitu pertanian sebesar 24,27 persen, perdagangan sebesar 17,83 persen dan industri pengolahan sebesar 11,19 persen. 

Dilihat berdasarkan tren sektoral selama Februari 2018 Februari 2019, lapangan pekerjaan di Sulut yang mengalami peningkatan persentase penduduk bekerja adalah industri pengolahan (3,85 persen poin), administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib (2,16 persen poin), jasa pendidikan (1,01 persen poin), transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi (0,60 persen poin), jasa kesehatan dan kegiatan sosial (0,52 persen poin), jasa keuangan asuransi (0,26 persen poin), dan real estate dan jasa perusahaan (0,16 persen poin).

Turunnya angka pengangguran di Sulut ditanggapi Wakil Ketua ISEI Sulut Oldy Rotinsulu. Oldy mengatakan keberhasilan Pemprov Sulut mengelola APBD melalui berbagai program pembangunan yang pro kesejahteraan masyarakat seperti ODSK menjadi kunci turunnya angka pengangguran.

"Menurunnya angka pengangguran berarti pemerintah mampu mengoptimalkan pengunaan APBD demi kesejahteraan masyarakat Sulut," kata Rotinsulu.

Sementara itu, pengamat ekonomi Gerdi Worang menerangkan pembangunan ekonomi Sulut telah tepat sasaran. Pasalnya, kata Worang, turunnya angka pengangguran searah dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi Sulut di Kuartal I tahun 2019 sebesar 6,58 persen dibandingkan dengan akhir tahun 2018 sebesar 6,01 persen.

"Ada daerah yang pertumbuhan ekonominya naik tetapi penganggurannya tidak turun. Namun di Sulut pembangunannya sudah tepat sasaran karena pertumbuhan ekonominya naik dan angka penganggurannya turun," ungkap Worang.(jm)