Iklan

May 28, 2019, 14:33 WIB
Last Updated 2019-05-28T21:33:50Z
Dinamika

Gumalag dan Relawan Konservasi Sukses Tanam Phon Mangrove 2000 Pohon di Bahowo

JurnalManado, Mangrove bahowo menjadi perisai paling ampuh dalam menjaga wilayah pesisir di Daerah Bahowo Kelurahan Tongkaina Kecamatan Bunaken Kota Manado, Sulawesi Utara.

Kelompok tunas baru Bahowo adalah kelompok yang mendapat dukungan langsung dari Dinas Lingkungan Hidup Daerah ( DLHD ) Provinsi Sulawesi Utara yang mempunyai andil besar dalam pelestarian mangrove disana.

Untuk terus melestarikan mangrove disana, kali ini Pemerintah Provinsi Sulut melalui DLHD Provinsi Sulut bersama Relawan Konservasi dan Manengkel Solidaritas telah sukses menanam mangrove diwilayah itu.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Daerah Sulut, Ir Marly Gumalag mengatakan, penanaman mangrove sudah dilakukan sejak 11 Mei 2019 dan puncaknya pada Selasa 28 Mei 2019.

" Ada 2000 bibit pohon mangrove yang kami tanam bersama Relawan Konservasi Sulut dan masyarakat Bahowo serta para pemerhati lingkungan," ungkap Gumalag

Lanjut Marly, kegiatan ini juga adalah program dari DLH Sulut dalam pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan tahun 2019 dan ini sesuai Visi Misi Pemerintah Sulut dimana sudah jelas yaitu pemerintah sangatlah peduli akan lingkungan hidup.

“ Sesuai misi ketiga yaitu mewujudkan Sulawesi Utara sebagai destinasi investasi dan pariwisata yang berwawasan lingkungan serta misi kelima memantapkan pembangunan infrastruktur yang berlandasan prinsip pembangunan berkelanjutan dan ini semua diimplementasikan dalam 14 program dan 60 kegiatan dari Dinas Lingkungan Hidup Daerah Sulut untuk tahun 2019 ini,” jelasnya.

Kegiatan ini adalah Bantuan untuk pelestarian mangrove kata Gumalag, sampai saat ini sudah dilakukan penanaman mangrove dan edukasi pada masyarakat pesisir bagaimana bisa menjaga dan melestarikan mangrove dan penanaman yang akan dilakukan di Bahowo adalah bukti kepedulian Pemerintah.

“ Pemerintah juga melibatkan dunia usaha dalam melakukan kegiatan yang ada juga kelompok masyarakat, instansi terkait dan masyarakat lokal dan sekitar bulan agustus 2018 nanti kita juga melakukan penanaman mangrove di Desa Bahoi Likupang Barat, Minahasa Utara,”

Khusus di Kampung Bahowo lanjut Gumalag, Pemerintah sudah melakukan edukasi pada mereka sejak 2016 lalu.

“ Kita melakukan edukasi kepada masyarakat pesisir dengan melibatkan kelompok mangrove tunas baru bahowo dan melakukan work shop pengelolaan sampah dalam kawasan konservasi serta melakukan penguatan ekonomi masyarakat pesisir yang berbasis konservasi,” ungkapnya.

Lanjut Dia, Penanaman mangrove dilokasi kelompok mangrove tunas baru bahowo adalah untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan serta akan ada perjanjian kerjasama dengan Kelompok, yang isinya akan mengedepankan pelestarian mangrove park Bahowo dan itu sampai pada monitoring akan dilakukan.

Sementara itu melalui Ketua Umum Manengkel Solidaritas Sulut, Sella Runtulalo mengatakan, mangrove adalah satu ekosistem pohon yang menyerap karbon terbesar dari pohon lainnya dan jika Manado kekurangan hutan mangrove, ini tidak baik bagi manusia.

" Kami sejak 2016 bekerja khusus membantu masyarakat pesisir dengan memberikan pemahaman dalam melestarikan dan menjaga mangrove," jelasnya.

Dia menambahkan, Manengkel Solidaritas bekerja membantu masyarakat pesisir dalam membangun desa mereka dengan memanfaatkan sumber daya yang ada dan mampu mengembangkan tanpa merusak lingkungan.

" Dalam pelestarian mangrove, Mangengkel Solidaritas membantu masyarakat membentuk kelompok, dimana disitu mereka difasilitasi untuk pendapatan ekonomi melalui pembibitan mangrove, pelatihan, pembuatan bedeng dan membantu memasarkan," ungkapnya.

Selain membantu menyediakan usaha pembibitan kata Runtulalo, Manengkel juga melakukan pendidikan lingkungan bagi anak – anak pesisir yang ada di Bahowo dengan tujuan untuk memutuskan mata rantai pelaku perusakan ekosistem pesisir termasuk mangrove.

“ Kami juga telah melakukan beberapa pelatihan bagi masyarakat baik pelatihan pembibitan, pelatihan ekowisata, homestay dan tour guide,” lanjutnya.

Jika mangrove hilang kata Runtulalo, dimana akan sangat mempengaruhi mata rantai ekosistem pesisir dan laut dan tidak ada lagi dapat menahan air asin yang akan masuk kedaratan dan akan kehilangan benteng untuk menahan badai, tsunami dan lainnya.

Dalam penanaman mangrove tersebut selain dihadiri SKPD DLHD Sulut, juga dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sulut, Dinas Ketahanan Pangan Daerah Sulut, Dinas Kehutanan Sulut dan Pemerintah Kota Manado dan BUMN yang lain.(*jm)