Iklan

May 9, 2019, 08:21 WIB
Last Updated 2021-01-21T12:35:06Z
Pemerintahan

Ini Pesan Presiden Jokowi Pada Musrembangnas Yang Dihadiri Wagub

JurnalManado - Musyawarah Rembuk Nasional (Mustembangnas) yang dilaksanakan di Shangri-La Hotel, Jakarta, Kamis (9/5/2019) pagi, dibuka langsung Presiden Jokowidodo.

Pada kegiatan tersebut bertujuan penyusunan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2020 yang mengangkat tema "Peningkatan Sumber Daya Manusia untuk Pertumbuhan Berkualitas."

Dalam arahannya, Presiden Jokowi menyampaikan peluang Indonesia menjadi negara terkuat dalam bidang ekonomi dengan didukung dengan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) atau yang dikenal dengan Visi Indonesia 2045. Visi tersebut telah disusun Bappenas atas dasar gagasan Presiden Jokowi yang dikenal dengan nama Impian Indonesia 2045.

“Kita memiliki peluang besar untuk menjadi negara terkuat ke-4 dan ke-5 di dunia pada 2045, tapi untuk mencapai itu tidak akan mudah karena banyak tantangan yang harus diselesaikan,” kata Jokowi.

Tantangan pertama yang harus diselesaikan adalah pemerataan infrastruktur. Faktor ini merupakan modal dasar dalam mengakselerasi perekonomian nasional. Perlu ada sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Dengan demikian, konektivitas wilayah dapat dicapai secara komprensif.

“Setelah dibangun jalan tol, pelabuhan dan bandara maka segera provinsi dan kabupaten koneksikan dengan titik-titik produksi di daerah masing-masing,” paparnya.

Tantangan kedua adalah melaksanakan reformasi struktural dan birokrasi. Aspek ini merupakan kunci untuk mengakselerasi kegiatan investasi dan ekspor. Perizinan yang tidak berbelit dan birokrasi yang fleksibel menjadi arah kebijakan ke depannya.

Struktur birokrasi yang semakin sederhana dinilai akan membuat fleksibilitas dalam memutuskan kebijakan. Oleh karena itu, pola lama dan terjebak dalam rutinitas penggunaan anggaran tidak tidak bisa diteruskan oleh aparatur negara.

“Problem kita di defisit transaksi berjalan dan defisit neraca perdagangan artinya kita butuh ekspor dan investasi yang berorientasi ekspor dan subtitusi impor. Perizinan yang berbelit-belit baik di pusat dan daerah belum ada penyelesaian yang drastis. Ini yang akan segera kita mulai,” paparnya.

Tantangan ketiga adalah tantangan dalam pembangunan sumber daya manusia. Aspek ini tidak kalah krusial karena struktur dari angkatan kerja masih didominasi tenaga kerja dengan pendidikan rendah.

“Data terakhir 51% angkatan kerja itu lulusan SD. Ini persoalan kita bagaimana harus diselesaikan dengan peningkatan keterampilan. Soal SDM butuh jutaan tenaga kerja yang harus ditingkatkan kemampuannya dan harus dilakukan bersama,” imbuhnya.

Sementara itu, Wagub Kandouw mengapresiasi pelaksanaan Musrenbangnas 2019. Menurutnya, perencanaan pembangunan yang baik akan menentukan keberhasilan pembangunan di Sulawesi Utara. 

Tambah Kandouw, sudah menjadi kewajiban pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota di Sulut untuk melaksanakan sebaik mungkin di setiap aspeknya dengan memperkuat sinkronisasi dan sinergitas kebijakan perencanaan pembangunan.

"Harus ada sinkronisasi kebijakan perencanaan mulai pusat, provinsi dan kabupaten/kota dalam pencapaian tujuan pembangunan nasional," beber Kandouw.

Pembukaan Musrenbangnas 2019 turut dihadiri Wakil Presiden Jusuf Kalla, para menteri kabinet kerja lainnya, pimpinan DPR dan MPR dan kepala daerah seluruh Indonesia.(man)