Iklan

October 17, 2019, 02:12 WIB
Last Updated 2021-01-21T12:35:06Z
Pemerintahan

Di K2SL Wagub Ingatkan Warga Sulut Baku - baku Bae, Baku Sayang, Jang Baku Cungkel

JurnalMalang - Wakil Gubernur Sulut, Drs Steven O.E Kandouw didampingi Wakil Ketua TP PKK Sulut, dr Kartika Devi Tanos MARS, Kamis (17/10) kemarin, menghadiri Rakornas dan Jambore K2SI di Malang, Jawa Timur.

Pada kesempatan tersebut, Wagub Steven Kandouw didaulat sebagai Pembina K2SI sekaligus memberikan arahan kepada para pengurus dan anggota yang hadir.

Seperti biasa dengan gaya khas sebagai orator dan retorika handal, Wagub Kandouw membuka sambutannya dengan mengingatkan untuk selalu bersyukur, bersyukur dan bersyukur.

"Saya diutus Pak Gubernur dan saya sangat senang bisa hadir disini sekalian nyekar ke malam keluarga di Malang.
Diketahui pertumbuhan ekonomi Sulut saat ini 6 persen, kemiskinan paling rendah, kita sudah tiga tahun propinsi paling harmoni, 2 tahun paling berbahagia dengan parameter yang ada.
Warga Sulut 40 persen petani, komoditas cengkih, pala dan kopra paling murah, kasihan petani tapi memang gejala dunia. Tapi kemiskinan berkurang karena Tuhan berkati Sulut. Disisi lain
pariwisata di Sulut naik 500 persen paling tinggi se Indonesia. Setahun 150 ribu asing, nusantara 2,5 juta itupun terhalang harga tiket naik. Hotel selalu penuh. Inilah sedikit oleh-oleh kabar dari masyarakat Sulut," ujar Kandouw.

Lebih lanjut, mantan Ketua DPRD Sulut yang selalu dinantikan saat berpidato ini menguraikan jumlah penduduk Sulut sebanya 2,6 juta tambah diaspora sekitar 1 juta. Berarti orang Sulut di Indonesia tidak sampai 2 persen dari total rakyat Indonesia berjumlah 260 juta. "Hal ini memberi pencerahan torang cuma sadiki skali, kong nyanda kompak, baku iri, dengki, baku feto, apa jadinya?.
Wagub Kandouw juga menguraikan peran putra - putra terbaik Sulut di sejarah Indonesia.
Ada satu yang susah diselesaikan waktu itu Konferensi Meja Bundar dimana Sulut mencapai tiga delegasi dengan keinginan berbeda. Namun akhirnya di suatu momen perayaan Natal samua bakudapa dan campur tangan Roh Kudus, akhirnya disepakati tahun 1949 torang NKRI. "Jadi tidak ada lagi macam-macam, hanya NKRI," tukas Ketua Alumni Universitas Indonesia di Sulut ini sembari berterimakasih pada K2SI, dimana AD/ARTnya mulia dan jelas sehingga Road Map Republik ini bisa dilihat dari K2SI.

Masalah di Wamena, tambah Ketua PMI Sulut ini, langsung diperhatikan oleh Pak Gubernur. Pengalaman membuktikan yg pertama membantu sudara dengan orang - orang satu kampung. Jadi, mari K2SI kondisikan semangat baku bantu disegala bidang dan stakeholder. Baik pendidikan, pariwisata, pedagang, ASN dan sebagainya. Kita harapkan paguyuban-paguyuban Sulut bisa melakukan penetrasi - penetrasi seperti ini. "Saya sangat mendukung, harus ada ikhtiar konkrit torang menjadi garam bagi saudara-saudara kita. K2SI harus jadi suplementer dan komplementer, bukan hanya sekedar bakudapa dan seremoni. Tetapi berguna bagi orang Sulut di luar daerah. Ini harus menjadi satu impian yang rasional," ujar Wagub seraya kembali menyentil soal pendidikan. Dimana jaman Belanda, putra Sulut nomor satu. Contohnya, dokter wanita pertama, guru wanita pertama, Gubernur Lalamentik di NTT semua dari Sulut.
Diakhir sambutannya, Wagub Kandouw yang juga merupakan Majelis Pertimbangan Sinode GMIM ini, menyatakan Pak Gubernur Olly Dondokambey dan dirinya meyakini satu variabel yang bisa menunjang pembangunan pariwisata adalah Diaspora. Bayangkan dari satu juta Diaspora, setiap bulan delapan puluh ribu aja Diaspora pulang Sulut bisa memperkuat devisa daerah.
"Mari, Diaspora bangun Sulut dengan visi misi K2SI sebagai Show Window Sulut di perantauan dan menerima segala berkat dari Tuhan sekaligus menjadi berkat bagi sesama," kunci putra terbaik Minahasa yang diketahui sangat berdedikasi dan loyalitas dalam kepemimpinannya mendampingi Gubernur Olly Dondokambey.(tim)